Bisnis.com, SEMARANG--Jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah per Maret meningkat 25.000 jiwa menjadi 4,83 juta dari perhitungan terakhir pada September 2013 sebanyak 4,81 juta.
Kabid Statistik Sosial BPS Jateng, Erisman menjelaskan penduduk miskin di daerah perkotaan meningkat signifikan sementara di pedesaan berkurang.
"Di daerah perkotaan naik sekitar 32.000 orang menjadi 1,94 juta sementara di daerah pedesaan berkurang 7.000 menjadi 2.800-an jiwa," terangnya, Selasa (1/7/2014).
Menurutnya, peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan dengan peranan komoditi bukan makanan seperti perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan.
Komoditas utama yang memengaruhi nilai garis kemiskinan daerah perkotaan maupun pedesaan pada Maret mencakup kebutuhan beras, rokok kretek filter, dan tempe. Komoditas bukan makanan yang berpengaruh yakni biaya perumahan bulanan.
Angka kemiskinan di Jateng yang terdata pada triwulan I/2014 itu mencatat garis kemiskinan senilai Rp273.056 per kapita per bulan, dengan peningkatan di pedesaan 4,53% dan di perkotaan 3,96%.
Garis kemiskinan dipergunakan sebagai batas untuk menentukan kondisi ekonomi penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah standar nilai bawah di daerah.
Uraian itu juga terlihat dari indeks kedalaman kemiskinan dan indeks keparahan kemiskinan yang justru terpantau menurun sehingga ketimpangan pengeluaran penduduk miskin semakin menyempit.