Bisnis.com, MANADO—Neraca perdagangan Sulawesi Utara selalu mengalami surplus karena tingginya nilai ekspor dibandingkan dengan nilai impor di daerah tersebut.
Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara Albert Nicolaas menuturkan nilai ekspor produk nonmigas provinsi itu mencapai US$500,17 juta sepanjang Januari-Mei 2014 atau naik 29,03% dari pencapaian periode yang sama tahun lalu US$387,62 juta.
Di sisi lain, nilai impor mencapai US$72,79 juta pada kurun Januari-Mei 2014. Namun, angka tersebut melonjak drastis sebesar 187,14% dari sebelumnya hanya US$25,35 juta.
“Dengan demikian, Sulawesi Utara mengalami surplus perdagangan sebesar US$427,38 juta hingga Mei 2014,” tuturnya dalam jumpa pers, Selasa (1/7/2014).
Pada Mei 2014, impor menurut golongan barang utama yang mengalami peningkatan, yaitu bahan bakar mineral yang meningkat menjadi US$1,85 juta dari sebelumnya US$0,68 juta.
Komoditas yang tidak diimpor atau diimpor tetapi nilainya sangat kecil pada bulan sebelumnya, yaitu garam, belerang, dan kapur, pada Mei 2014 diimpor sebesar US$0,76 juta.
Meskipun demikian, penurunan impor terjadi hampir pada setiap komoditas, seperti mesin pesawat mekanik dari US$12,7 juta menjadi US$3,4 juta, benda-benda dari besi dan baja dari US$1,14 juta menjadi US$0,74 juta, besi dan baja dari US$3,5 juta menjadi US$0,12 juta, dan bahan peledak dari US$0,58 juta menjadi US$0,4 juta.