Bisnis.com, BAGHDAD – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry berkunjung ke Baghdad, Irak, sebagai bagian dari lawatan ke negara-negara Timur Tengah untuk mencari solusi atas kemelut politik di Negeri 1001 Malam.
Setibanya di Ibu Kota Irak tersebut, Senin (23/6/2014), Kerry langsung bertemu dengan Perdana Menteri Irak Nouri Al Maliki untuk mendorong pemerintahan yang lebih inklusif.
Gedung Putih menganggap pemerintahan Maliki telah memperparah situasi dengan mengucilkan kelompok Suni moderat yang pernah berjuang melawan Al Qaeda. Kini kelompok tersebut telah bergabung dengan pemberontakan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIL).
Meski menginginkan Maliki mundur, AS tampak hati-hati dengan tidak secara terbuka mendesak Maliki agar melepaskan kursi kekuasaan. Namun para pejabat Irak mengatakan pesan tersebut telah disampaikan di balik layar.
Pertemuan Maliki dan Kerry berlangsung satu jam 40 menit. Namun tidak ada keterangan resmi yang disampaikan kepada media.
Salah seorang politisi senior Irak mengatakan kepada Reuters bahwa pesan Gedung Putih supaya Maliki meninggalkan kursi perdana menteri telah disampaikan kepada para pemimpin Irak.
Pertemuan terakhir antara Maliki dan pejabat Amerika digambarkan tegang. Menurut seorang diplomat dari negara Barat, diplomat AS meminta Maliki untuk rela meninggalkan kursi perdana menteri jika tidak berhasil mengumpulkan kursi mayoritas di parlemen untuk periode ketiga.
Baghdad merupakan ibukota ketiga yang dikunjungi Kerry dalam lawatannya ke Timur Tengah. Sebelumnya dia telah berkunjung ke Kairo, Mesir, dan Amman, Yordania. Dia telah memperingatkan tetangga Irak agar berupaya memotong dana lintas batas militan ISIL.