Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Spekulasi Kenaikan Suku Bunga Kerek Naik Poundsterling

Sejumlah ekonom meyakini minutes Bank of England (BOE) akan mengindikasikan otoritas moneter Inggris melaju lebih dekat terhadap kenaikan suku bunga acuan.

Bisnis.com, LONDON—Sejumlah ekonom meyakini minutes Bank of England (BOE) akan mengindikasikan otoritas moneter Inggris melaju lebih dekat terhadap kenaikan suku bunga acuan.

Spekulasi terkait kenaikan suku bunga dan kerjasama energi antara Inggris dengan China langsung mengerek naik pound ke level tertinggi selama 5 tahun yaitu 0,3%.  

Mata uang Inggris itu terkoreksi menjadi US$1,69 pada pukul 7.27 a.m waktu London, setelah menguat US$1,7 pada Senin (16/6), angka tertinggi sejak Agustus 2006. Pound diperdagangkan di posisi 78,93pence per euro, mengikuti apresiasi pada Senin (16/6) yaitu 79,59 per pence.

“Komentar Gubernur BOE Mark Carney tentang kemungkinan kenaikan suku bunga acuan lebih cepat dari perkiraan membuat pasar keuangan panik. Kemungkinan besar, itu [komentar] merupakan peringatan awal, sehingga kita akan disuguhkan tindakan yang lebih agresif dalam minutes nanti,” kata Eimear Daly, analis Monex Europe Ltd. di London, Rabu (18/6).

Menurutnya, BOE berpeluang untuk menaikkan suku bunga acuannya setidaknya pada akhir tahun ini. Jika itu itu terealisasi, maka pound akan terapresiasi  di atas US1,70 terhadap dolar.

Bank sentral Inggris telah menjaga suku bunga acuan di level rendah yaitu 0,5% sejak Maret 2009, ketika BOE harus bertarung untuk melunakkan pasar kredit dan menggenjot ekonomi di tengah resesi. Secara resmi, BOE tercatat menaikkan suku bunga acuannya pada Juli 2007.

Setelah Carney memberikan sinyal kenaikan suku bunga lebih cepat dari perkiraan sebelumnya, pound langsung menguat hingga US$1,70 pada pekan ini.

Selain spekulasi kenaikan suku bunga acuan, penguatan pound juga dipicu oleh penandatangan kerjasama energi dan keuangan antara Inggris dengan China yang bernilai lebih dari 14 miliar pound (US$23,5 miliar).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Sumber : Bloomberg/Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper