Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lahan Perkebunan di Jabar Banyak Nganggur

Masyarakat Agribisnis dan Agroindustri Indonesia (MAAI) Jawa Barat meminta pemerintah mengoptimalkan lahan perkebunan di kawasan ini yang belum tergarap.

Bisnis.com, BANDUNG—Masyarakat Agribisnis dan Agroindustri Indonesia (MAAI) Jawa Barat meminta pemerintah mengoptimalkan lahan perkebunan di kawasan ini yang belum tergarap.

Ketua Bidang Pemasaran MAAI Jabar Iyus Supriyatna mengatakan selama ini masih banyak wilayah yang belum tergarap optimal, misalnya di wilayah Jabar selatan.

Menurutnya, garapan perkebunan di Jabar selatan yang berpeluang mendongkrak pendapatan petani antara lain kunyit dan tebu.

“Selama ini kunyit itu banyak yang diekspor. Belum tergarapnya lahan perkebunan yang ribuan hektare bisa dimanfaatkan untuk komoditas ini. Begitupula dengan tebu, yang selama ini masih berbasis di Jabar utara,” katanya, Senin (16/6/2014).

Dengan adanya pengoptimalan dengan dua komoditas ini saja pendapatan masyarakat akan semakin terdongrak. Apalagi, katanya, jika pemerintah mengoptimalkan seluruh komoditas yang ada untuk dikembangkan.

“Misalnya kedelai bisa jadi tanaman selingan di perkebunan tembakau. Kan selama ini Indonesia masih impor kedelai, jadi dengan pemanfaatan itu bisa menjadi nilai tambah bagi masyarakat,” jelasnya.

Gabungan Petani Perkebunan Indonesia (Gapperindo) Jawa Barat menilai selain banyak perkebunan yang belum tergarap optimal, kerusakan insfrastruktur pun menyebabkan penurunan harga jual komoditas perkebunan 10-15%.

Ketua Gapperindo Jabar Mulyadi Sukandar mengatakan kerusakan infratsruktur jalan berakibat terganggunya usaha perkebunan serta pertanian, mulai budi daya, pemasaran, perdagangan, dan distribusi.

“Kerusakan jalan membuat kualitas produk-produk segar menurun akibat goncangan di jalan rusak serta lebih lamanya waktu pengiriman ke pembeli,” kata Mulyadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper