Bisnis.com, SEMARANG—Laju inflasi tahunan Jawa Tengah triwulan II/2014 diperkirakan terjaga di level 7,4% (yoy) serta kisaran 0,1% pada Juni 2014.
Ketua Tim Asesmen Bank Indonesia Wilayah V Jateng dan DIY Budi Trisnanto mengatakan sumber inflasi diperkirakan dari administered prices dan pengaruh musiman termasuk masa Ramadan di akhir Juni.
“Untuk mengantisipasi meningkatnya inflasi terutama menjelang Ramadan, penguatan koordinasi pengendalian inflasi perlu terus dilanjutkan melalui forum pengendalian inflasi daerah,” jelasnya, Kamis (12/6/2014).
Secara umum inflasi Jateng menunjukkan perkembangan terlihat dari laju triwulan I/2014 inflasi menurun menjadi 7,08% (yoy) dari 7,99% (yoy) di periode sebelumnya. Penurunannya dipengaruhi koreksi harga pada kelompok pangan terutama komoditas hortilkultura.
Penurunan inflasi itu juga tidak terlepas dari kinerja pemerintah melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dalam memitigasi dampak banjir di awal tahun ini sehingga pasokan dapat pulih dengan cepat.
Budi menuturkan hingga Mei, inflasi juga masih terjaga didukung berlanjutnya beberapa harga bahan pangan dan stabilnya inflasi inti. Secara bulanan inflasi April dan Mei 2014 masing-masing sebesar -0,12% dan 0,24%.
Secara tahunan inflasi Mei 2014 masih tinggi 7,47% dipengaruhi penyesuaian harga elpiji sebagai komoditas yang harganya diatur oleh pemerintah.
Lanju inflasi selama 2014 diperkirakan menurun dibanding tahun sebelumnya, dengan mempertimbangkan sisi pasokan yang lebih baik. Apalagi, tidak ada pengaruh kenaikan harga BBM sehingga inflasi diperkirakan normal pada kisaran 4,5% - 5,5%.