Bisnis.com, SEMARANG--Industri pengolahan berbahan kayu di Jawa Tengah butuh perhatian dalam menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi Asean 2015.
Jateng memiliki dua sektor unggulan kelas ekspor mencakup tekstil dan produk tekstil (TPT) dari industri skala besar serta produk kayu dan olahan kayu yang dihasilkan manufaktur maupun industri menengah.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jateng Petrus Edison Ambarura mengatakan produk garmen dan TPT selama ini sudah kuat dalam pemasaran karena dikelola industri skala besar.
"Produk mebel dan furnitur juga sangat bisa bersaing, hanya saja untuk pemain industri kecil menengah membutuhkan dukungan sisi modal maupun peningkatan sumber daya manusia," katanya, Kamis (12/6/2014).
Menjelang pemberlakuan MEA, Edison memastikan 3 faktor menjadi perhatian berupa efisiensi produksi, birokrasi untuk pelayanan perizinan, dan peningkatan SDM dengan ketrampilan profesional dan kompeten di bidangnya.
Marlison Hakim, Deputi Bank Indonesia Wilayah V Jateng dan DIY mengatakan data asesmen memunculkan persoalan pada industri olahan terkait bahan baku kayu dan mekanisasi pemasarannya.
"Industri olahan mebel dan ukiran perlu diperkuat sehingga dalam jangka panjang bisa berkembang dan tidak kalah dengan asing."
Bank Indonesia selanjutnya berupaya terus mendorong perbankan untuk peningkatan pembiayaan industri olahan dengan melihat prospek bisnis sesuai kapasitas produksi.
"Kita dorong penguatan modal di industri olahan salah satunya melalui KUR."
Kajian Ekonomi Regional BI Kanwil V menunjukkan ekspor kayu olahan triwulan I/2014 tercatat dikirim untuk empat wilayah tujuan utama Tiongkok (50%), Eropa (36%), Jepang (30%), dan Amerika Serikat (25%).
Industri Kayu Olahan Jateng Butuh Dukungan
Industri pengolahan berbahan kayu di Jawa Tengah butuh perhatian dalam menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi Asean 2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Pamuji Tri Nastiti
Editor : Rustam Agus
Topik
Konten Premium