Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rumah Tapak Sederhana di Jateng Baru Mencapai 37%

Hingga Juni 2014, realisasi pembangunan rumah tapak sederhana di Jawa Tengah baru mencapai 37% dari target 10.000 unit dan dipastikan tidak akan mencapai target pada akhir tahun.
/Bisnis.com
/Bisnis.com

Bisnis.com, SEMARANG - Hingga Juni 2014, realisasi pembangunan rumah tapak sederhana di Jawa Tengah baru mencapai 37% dari target 10.000 unit dan dipastikan tidak akan mencapai target pada akhir tahun.
 
Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Jateng Ihsan Hidayat mengatakan ketidakjelasan soal harga jual rumah tapak sederhana dengan skema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) membuat minat pengembang untuk membangun rumah tipe ini relatif lesu.
 
"Sudah pertengahan tahun, tetapi baru terealisir 37% dari target 10.000 unit di Jateng-DIY. Jadi target nasional 100.000 unit rumah FLPP itu tidak mungkin tercapai," ujarnya, Jumat (6/6).
 
Kendati harga baru telah ditetapkan Kementerian Perumahan Rakyat sebesar Rp118 juta/unit, namun regulasi yang menetapkan pembebasan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10% belum diterbitkan oleh Kementerian Keuangan. Akibatnya, pengembang tidak dapat menjual rumah FLPP yang tersedia, karena pembeli akan terbebani PPN.
 
"Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini bisa keluar Peraturan Menteri Keuangan soal pembebasan PPN. Jangan sampai tunggu kabinet berganti, karena pasti lama sekali dan penjualan rumah tapak sejahtera akan menurun drastis," tuturnya.
 
Seiring kebijakan moneter, harga, dan pajak yang berubah, penyaluran Kredit Perumahan Rakyat (KPR) oleh perbankan di Jateng, khususnya untuk segmen rumah tipe kecil, diduga tersendat.
 
Bank Indonesia Kantor Perwakilan Wilayah V Jateng-DIY mencatat pada kuartal I/2014, perlambatan pertumbuhan KPR terjadi pada rumah tipe kecil yang secara triwulanan hanya mampu tumbuh 2,94% (quarter to quarter/qtq) di bawah pertumbuhan triwulan sebelumnya 4,03% (qtq).
 
"Namun demikian, apabila diamati secara tahunan, KPR untuk rumah tipe kecil justru tumbuh tinggi 28,25% (yoy), melesat jauh di atas pertumbuhan triwulan sebelumnya 7,61% (yoy). Melonjaknya pertumbuhan KPR untuk rumah tipe kecil ini terutama didorong oleh meningkatnya permintaan kredit dari end user," kata Kepala BI Kantor Perwakilan Wilayah V Jateng-DIY Sutikno.
 
Meski mengalami perlambatan, lanjutnya, antusiasme perbankan di Jateng dalam menyalurkan KPR masih cukup tinggi. Hingga Maret 2014, pertumbuhan KPR tercatat sebesar 21,23% (yoy).
 
Adapun lokasi proyek yang menyerap KPR relatif tinggi tersebar di Kota Semarang 30,62%, Solo 7,90%, Banyumas 6,20%, Kabupaten Semarang 5,82% dan Kabupaten Sukoharjo sebesar 5,25%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ana Noviani
Editor : Sepudin Zuhri

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper