Bisnis.com, CHINA - Bank Dunia menuntut China harus mengimplementasikan langkah-langkah perubahan untuk menghentikan pelemahan ekonomi.
Perekonomian China tidak akan melakukan ekspansi jika pemerintah tidak menerapkan kebijakan yang mendukung pertumbuhan.
"Pemerintah harus menyediakan ruang cukup untuk implementasi kebijakan [yang mendorong pertumbuhan]. Mereka bisa saja terjebak pada model kebijakan tradisional di mana pemerintah berperan amat dominan pada investasi, melalui ekspansi kredit," ungkap laporan World Bank yang dirilis di Washington, Jumat (6/6/2014).
Laporan tersebut juga menyebutkan kebijakan China harus fokus unntuk mencapai target pertumbuhan yang hanya dapat diperoleh melalui reformasi struktural. Dengan reformasi struktural, China dinilai dapat memulihkan perekonomiannya, hingga dapat stabil di kemudian hari.
Laporan World Bank dirilis merespon teguran International Monetary Fund (IMF) pada China Kamis (5/6), yang meminta China mempertimbangkan kembali untuk mengucurkan stimulus dan menegaskan pemerintahan negeri tembok raksasa agar menjaga perekonomiannya dari ancaman perbankan bayangan dan utang pemerintah lokal.
Para pengambil kebijakan China tengah berupaya memacu ekspansi. Perdana Menteri China Li Keqiang menargetkan pertumbuhan 7,5% tahun ini, melalui penerapan kebijakan restrukturisasi ekonomi.
Reformasi sektor kebijakan fiskal dan finansial, menurut Bank Dunia, harus menjadi prioritas utama.
Perekonian China tumbuh 7,7% tahun lalu dan pada 2012, laju paling lambat sejak 1999 terdampak dari krisis finansial Asia. Dalam 10 tahun sebelumnya, rata-rata pertumbuhan tahunan China adalah 10,6%.
Pertumbuhan diprediksi berada pada level 7,3% tahun ini, berdasarkan simpulan survei dari 51 analis yang disurvei oleh Bloomberg. Adapun Bank Dunia mengestimasi pertumbuhan China tahun ini adalah 7,6% dan