Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Puasa, Bulog Sumut Siapkan 45.000 Ton Beras

Perum Bulog Divre Sumatra Utara telah menyiapkan 45.000 ton beras untuk mengantisipasi lonjakan permintaan menjelang puasa dan Lebaran. Adapun, Bulog Sumut mengklaim persediaan tersebut cukup untuk 3-4 bulan mendatang.

Bisnis.com, MEDAN--Perum Bulog Divre Sumatra Utara telah menyiapkan 45.000 ton beras untuk mengantisipasi lonjakan permintaan menjelang puasa dan Lebaran. Adapun, Bulog Sumut mengklaim persediaan tersebut cukup untuk 3-4 bulan mendatang.

Kepala Bulog Divre Sumut Fasika Khaerul Zaman menyebutkan berdasarkan tren inflasi pada Januari hingga Mei 2014, beras bukan merupakan komoditas yang berkontribusi signifikan terhadap laju inflasi.

Kendati demikian, berdasarkan pemantauan pasar, di beberapa daerah, harga beras merangkak naik.

Adapun, saat ini Bulog Sumut bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan Pemprovsu terus memantau perkembangan harga komoditas strategis.

Khaerul mengatakan pihaknya siap melakukan operasi pasar jika dibutuhkan untuk menjaga stabilitas harga beras.

"Untuk saat ini belum diperlukan operasi pasar ya. Tapi memang ada kecenderungan harga beras akan naik, karena selain momen puasa dan Lebaran, dari siklus sekarang sudah selesai panen dan masuk masa tanam, sehingga harganya mulai meningkat," tutur Khaerul, Rabu (4/6/2014).

Dia menambahkan, Bulog hanya akan melakukan operasi pasar jika harga beras melonjak drastis, paling tidak 25% dari harga normal.

"Kalau harga meningkat karena kondisi biaya produksi, dan peningkatannya bertahap, saya pikir masih wajar," ujarnya.

Hingga Mei 2014, dari total target penyaluran raskin 80.564,26 ton, realisasi penyaluran di Sumut telah mencapai 80,59% atau 64.931,47 ton.

Realisasi penyalurn telah mencapai 100% di beberapa kabupaten dan kota seperti Binjai, Tebing Tinggi, Dairi, Tanah Karo, Pakpak Barat, dan Pematang Siantar.

Khaerul mengatakan, di beberapa daerah lainnya penyaluran raskin terlambat, seperti Nias. Penyebabnya adalah pembaruan data.

"Jumlah penerima raskin di Nias menurun, sehingga kami harus berkoordinasi ulang. Untuk sementara, belum ada realisasi," kata Khaerul.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper