Bisnis.com, JOHANNESBURG--Perekonomian Afrika Selatan diperkirakan akan terhindar dari resesi meski pemogokan tiga perusahaan tambang platinum memasuki bulan kelima.
Gubernur Reserve Bank Afrika Selatan Gill Marcus mengakui pemogokan tersebut menggerus pendapatan Afsel hingga menimbulkan risiko resesi.
“Kita prihatin atas hal ini namun sepertinya resesi tidak akan terjadi,” kata Marcus di Johannesburg, Rabu (4/6/2014).
Perekonomian Afsel kuartal I/2014 mengalami kontraksi untuk pertama kalinya sejak 2009 terdampak dari pemogokan tambang mineral paling lama dalam sejaran Afsel yang melukai nilai produksi.
Pertumbuhan negatif dua kali berturut-turut akan menyebabkan resesi. Tiga perusahaan yang tutup yaitu Anglo American Platinum Ltd (AMS), Impala Platinum Holdings Ltd (IMP) andLonmin Plc (LMI), dikarenakan sekitar 70.000 pekerja yang menuntut kenaikan upah.
Bank sentral Afrika mengaku kesulitan untuk mengambil kebijakan di tengah kondisi saat ini di mana harga-harga kebutuhan tengah tinggi dan lemahnya pertumbuhan ekonomi.
“Prediksi inflasi memburuk dan diperkirakan akan tetap jauh dari target dalam waktu lama,” kata pihak Kebijakan Moneter bank sentral.
Bank sentral Afsel mempertahankan tingkat suku bunga 5,5% atas kekhawatiran inflasi. Indeks harga konsumen meningkat 6,1% pada April, melebihi target bank sentral sebesar 6%. Angka ini dinilai terlalu tinggi untuk memicu pertumbuhan ekonomi.