Bisnis.com, FRANKFURT – Para pengambil keputusan European Central Bank (ECB) mempersiapkan berbagai opsi mengenai penetapan suku bunga negatif bersyarat untuk likuiditas bank. melalui pertemuan yang akan digelar pada 5 Juni mendatang.
Ada 44 dari 50 ekonom yang disurvei oleh Bloomberg News memprediksikan ECB akan menjadi bank sentral pertama yang akan menetapkan tingkat suku bunga negatif.
Wakil presiden ECB, Vitor Constancio menyampaikan bahwa ECB tidak ingin tetus dibayang-bayangi risiko inflasi rendah.
“Kami siap mengambil langkah,” kata Constancio di Frankfurt, Jumat (30/5/2014).
Bank sentral Eropa tengah berpikir keras untuk menemukan cara mencegah ancaman deflasi, di saat perekonomian juga berjuang melawan kondisi pasca krisis utang.
Salah satu opsi yang mungkin dilakukan yaitu menahan penyerapan likuiditas yang muncul dari pembelian obligasi pada era krisis lalu, atau menawarkan kas tidak terbatas untuk mendorong pinjaman bank. Tindakan ini dinilai membantu mengatasi tekanan kredit yang masih menghambat pemulihan ekonomi di negara-negara bagian selatan Eropa.
Pekan lalu, Draghi menyampaikan kebijakan moneter harus bekerja penuh, jangan sampai ada hambatan pada pasokan kredit melalui sistem perbankan.
“Jika bank tidak memiliki dana tunai untuk memberikan pinjaman, kebijakan moneter dapat menjembatani hal tersebut,” ujarnya.
Menurut salah seorang dewan ECB yang tidak ingin disebutkan namanya, ECB saat ini sedang menyusun rencana operasi keuangan jangka panjang, namun detil mengenai biaya dan ukuran sesuai untuk pasokan kredit belum mencapai titik final.
Pekan lalu, Constancio menyampaikan jika nilai pasokan sudah ditentukan, keputusan akan ditetapkan pada pekan mendatang.
“Perhatian terbesar bank sentral adalah mengenai risiko yang mungkin timbul dari pertumbuhan lambat terus-menerus dan inflasi,” kata Contancio.
Menurut 32 ekonom yang disurvei oleh Bloomberg, ECB mungkin akan memangkas tingkat deposito menjadi minus 0,1% dari yang berlaku saat ini yaitu 0%. Data inflasi dan tingkat pengangguran juga akan menjadi bahan pertimbangan para pengambil kebijakan.