Bisnis.com, PONTIANAK - Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat M. Zeet Hamdy Assovie tidak ingin pembangunan mercusuar milik Malaysia di Tanjung Datuk, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat terulang kembali.
Dia mengatakan selama ini pemerintah pusat dinilai lalai memperhatikan persoalan tapal batas wilayah antara Indonesia dengan negeri jiran tersebut.
“Wilayah perbatasan di sini rentan sekali. Kami perlu pemimpin negara yang memperhatikan tapal batas negara. Masa setelah 69 tahun merdeka UU batas negara belum ada,” kata M. Zeet Hamdy Assovie, kepada Bisnis.com, di Pontianak, Rabu (28/05/2014).
Menurutnya, persoalan tapal batas yang tak kunjung selesai sampai saat ini, karena pemerintah pusat belum menjadikan potensi perbatasan antara Indonesia dengan Malaysia sebagai prioritas utama negara.
Sebelumnya hangat diberitakan di media massa, wilayah Tanjung Datuk menjadi isu aktual sekarang ini setelah pemerintah Malaysia membangun mercusuar setinggi 10 meter di wilayah perairan Indonesia tersebut.