Bisnis.com, DENPASAR - Jepang menjadi pasar potensial hasil kerajinan berbahan baku kulit dari Bali, karena mampu menyerap 30,54% dari total devisa yang dihasilkan jenis mata dagangan itu sebesar US$2,80 juta pada triwulan I-2014.
"Perolehan devisa tersebut meningkat 24,59 % dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya yang tercatat US$2,25 juta," kata Kepala Biro Humas Pemerintah Provinsi Bali I Ketut Teneng di Denpasar, Selasa (27/5/2014).
Dia mengatakan sepuluh negara terbanyak menyerap hasil sentuhan tangan-tangan terampil perajin Bali berbahan baku kulit menyusul Singapura 12,28%, Prancis 9,22% dan Amerika Serikat 5,40%. Selain itu juga menembus pasaran Australia 4,33%, Italia 7,81%, Inggris 1,23%, Spanyol 5,58%, Jerman 5,13% dan sisanya 18,54% diserap oleh berbagai negara lainnya di belahan dunia.
Ketut Teneng menambahkan dari segi volume ekspor kerajinan berbahan baku kulit itu merosot 48,87% dari 1,03 juta unit pada triwulan I-2013 menjadi 529.134 unit pada triwulan I-2014.
Hal itu menunjukkan hasil kerajinan Bali dihargai semakin mahal per satuan unitnya, karena berkurangnya volume justru perolehan devisanya meningkat.
Hasil kerajinan berbahan baku kulit baru mampu memberikan kontribusi sebesar 2,11 % dari total ekspor Bali sebesar US$132,96 juta selama triwulan I-2014, meningkat 8,35% dari triwulan yang sama tahun sebelumnya tercatat US$122,71 juta.
Hasil sentuhan tangan-tangan terampil perajin Bali itu antara berupa baju jaket, sepatu, tas dan ikat pinggang, yang merupakan salah satu dari 17 jenis hasil kerajinan rumah tangga yang menembus pasaran luar negeri.
Aneka jenis kerajinan kulit itu dibuat dengan rancang bangun (disain) sedemikian rupa, sesuai selera konsumen luar negeri, ujar Ketut Teneng.