Bisnis.com JAKARTA – Kendati memperoleh pertentangan dari otoritas Vietnam, perusahaan minyak asal China, CNOOC tetap bertekad menyelesaikan pengeboran di lokasi yang tengah disengketakan antar kedua negara.
Pasalnya, China National Offshore Oil Corp selaku operator rig minyak di lokasi tersebut telah mengambil keputusan bisnis dalam pertemuan pemegang saham tahunan unit yang terdaftar, CNOOC Ltd (883) di Hongkong, Jumat (23/5/2014).
Chairman CNOOC Wang Yilin mengatakan pihaknya menentang gangguan pengeboran oleh Vietnam sehingga dia berharap ada perlindungan dari pemerintah China untuk melanjutkan operasi.
Sementara, Perdana Menteri Vietnam Nguyen Tan Dung pihaknya tengah mempertimbangkan akan mengambil tindakan hukum menyusul penyebaran rig minyak China ke perairan yang diklaim oleh kedua Negara.
“Vietnam sedang mempertimbangkan berbagai pilihan pertahanan, termasuk tindakan hukum sesuai dengan hukum internasional," katanya seperti dikutip oleh Bloomberg, Jumat (23/5/2014).
Dia mengatakan bila negaranya, Vietnam akan mempertahankan kedaulatan dan kepentingan sah karena kedaulatan territorial termasuk kedaulatan zona maritime dan pulau-pulau adalah suci.
Di sisi lain, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Hong Lei mengatakan bila Vietnam telah memicu ketegangan regional. Menurutnya, Vietnam telah mendistorsi fakta, mempertontonkannya di panggung global dan membuat tuduhan yang tidak masuk akal terhadap China.
“Mereka mengesankan China buruk,” kata Hong Lei.
Padahal, perusahaan asal China CNOOC telah menempatkan rig minyak di dekat Kepulauan Paracel yang disengketakan di lepas pantai Vietnam. Langkah ini kemudian berujung pada protes anti - Cina di Vietnam dan China diminta untuk mengevakuasi ribuan warganya.
Sengketa ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara China dan tetangganya di Asia yang mendorong kembali terhadap upaya Cina untuk mengeksploitasi sumber daya di daerah maritim yang disengketakan.