Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Australia Gelontor A$15 Juta untuk Riset

Pemerintah Australia mengucurkan A$15 juta untuk program kolaborasi riset antara Indonesia dengan Negeri Kanguru itu.
Peta Australia. Gelontor A$15 Juta untuk Riset/Reuters
Peta Australia. Gelontor A$15 Juta untuk Riset/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah Australia mengucurkan A$15 juta untuk program kolaborasi riset antara Indonesia dengan Negeri Kanguru itu.

Greg Barton, Herb Feith Research Professor Australia-Indonesia Centre (AIC) mengatakan total dana yang terkumpul hingga saat ini senilai A$15 juta.

“Rinciannya A$15 juta dari pemerintah Australia, A$5 juta dari Monash University, dan sisanya dibiayai oleh universitas lainnya serta sektor swasta Australia,” ungkapnya seusai acara Research Summit Program di Jakarta, Kamis (22/5/2014).

Menurutnya, kolaborasi riset itu akan dilakukan oleh Australia-Indonesia Centre (AIC) melalui beberapa universitas terkemuka di kedua negara.

 Adapun, Indonesia diwakili oleh Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Hasanudin (Unhas), Universitas Airlangga (Unair), Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Institut Pertanian Bogor, dan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Australia sendiri diwakili oleh Monash University, the University of Melbourne, the Australian National University, the University of Sydney dan CSIRO.

“Ada 6 tema riset yang diprioritaskan dalam program ini yaitu energi, pertanian, infrastruktur, energi, kesehatan, dan pendidikan,” ucapnya.

Barton menambahkan kerjasama riset antara RI dengan Australia akan berlangsung selama 5 tahun ke depan dan merupakan kali pertamanya dalam hubungan bilateral kedua negara itu.

Lebih lanjut, dirinya mengungkapkan tujuan penyelenggaraan program kolaborasi riset adalah menyamakan persepsi dan pemahaman antar negara.

Ketika disinggung mengenai kerenggangan hubungan RI-Australia pasca insiden penyadapan yang terkuak tahun lalu, dirinya tidak mengelak jika program tersebut juga difokuskan untuk memperbaiki dan semakin mempererat hubungan kedua negara tetangga itu.

“Selain itu, fokus lainnya adalah meningkatkan daya saing sumber daya manusia dan sebagai ajang pertukaran ilmu antar negara,” tekannya.

Meski tidak memberikan keterangan detail, dirinya mengemukakan program awal dari kolaborasi riset ini adalah pembuatan 6 film dokumenter, salah satunya mengenai pesantren di Indonesia.

 

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper