Bisnis.com, MUNICH—Jerman tampil sebagai negara kedua tujuan imigrasi permanen, menggantikan Inggris dan Kanada, setelah Eropa bagian Selatan digempur krisis utang sehingga memaksa warganya untuk bermigrasi.
Riset Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) yang berjudul ‘Migration Policy Debates’ menunjukkan peringkat Jerman melonjak dari posisi ke-8 pada 2009 ke peringkat ke-2 pada 2012, dengan kenaikan jumlah imigrasi permanen mencapai 38%.
Setidaknya, negara dengan ekonomi terbesar di zona euro itu telah menarik 400.000 imigran pada 2012 sedangkan Amerika Serikat masih bertengger di peringkat ke-1 sebagai negara utama tujuan imigrasi permanen.
“Kenaikan peringkat Jerman dari 2011 ke 2012 cukup drastic. Kami bisa mnegatakan adanya fenomena meledaknya imigrasi ke Jerman tanpa ragu,” kata Thomas Liebig, salah satu penulis riset OECD tersebut di Munich, Senin (20/5).
OECD mencatat Jerman memiliki populasi tertuta di kawasan Eropa dan tingkat kelahiran yang rendah, setelah Monako. Negara tersebut mengadopsi kebijakan imigrasi sejak 2000 untuk menjaring pekerja dengan tingkat kemampuan yang tinggi.
Menurut OECD, layaknya Jerman, Spanyol pernah menjadi tujuan imigrasi permanen terbesar, tetapi menurun tajam sejak 2007 dengan jumlah imigran meroost menjadi 275.000 dari 692.000.
OECD sendiri mendefinisikan imigrasi permanen sebagai warga negara asing yang pindah ke negara tertentu dengan keinginan untuk menjadi warga negara tetap.
Eksodus imigran ke Jerman yang diklasifikasikan ‘berpendidikan tinggi’ naik menjadi 34% pada 2012 dari 30% pada 2007. Tidak hanya itu, tingkat angka pengangguran di antara imigran tersebut juga meningkat menjadi 69% dari 66%.