Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

FLPP Dihapus, Pengembang Rumah Tapak di Jateng Bakal Beralih ke Rusun

Pengembang rumah sederhana di Semarang berencana beralih ke rumah susun seiring dengan wacana penghapusan skema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) untuk rumah tapak pada April 2015.
/Bisnis.com
/Bisnis.com

Bisnis.com, SEMARANG--Pengembang rumah sederhana di Semarang berencana beralih ke rumah susun seiring dengan wacana penghapusan skema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) untuk rumah tapak pada April 2015.

Dibya K. Hidayat, Wakil Ketua DPD Real Estate Indonesia wilayah Jateng bidang Promosi, Publikasi, dan Kehumasan, menuturkan lahan yang dialokasikan untuk pembangunan properti di Semarang terus menyusut. Seiring dengan itu, harga tanah meroket ke kisaran Rp500.000-Rp1 juta/m2.

"Rumah tapak FLPP sudah tidak mungkin dibangun di Kota Semarang. Harga tanahnya sudah terlalu tinggi, susah sekali bangun di bawah Rp100 juta," katanya, Kamis (15/5/2014).

Selain itu, wacana penghapusan subsidi bunga kredit dalam skema FLPP untuk rumah tapak sederhana turut melemahkan minat pengembang untuk merealisasikan pembangunan rumah sederhana. Padahal tahun ini Jateng ditargetkan dapat membangun 8.900 unit rumah yang akan dibiayai melalui skema FLPP.

"Dari 170 anggota REI Jateng, 80% adalah pengembang FLPP. Tapi lama-lama mereka tergusur dan pindah dari bangun rumah tapak sederhana ke rumah susun," ujar Dibya.

Tak hanya itu, pembangunan FLPP juga kerap terhambat lantaran terbatasnya pasokan listrik dari PLN. Akibatnya, pengembang diminta turut berpartisipasi dalam pembangunan trafo.

Selain kendala harga tanah, aliran listrik, dan wacana penghapusan FLPP rumah tapak, pembangunan rusun juga dinilai menjanjikan keuntungan yang lebih besar. "Rusun FLPP di Jateng harganya sekitar Rp240 juta. Keuntungannya lebih jelas dibandingkan yang landed house," tuturnya.

Kendati demikian, Dibya berharap kenaikan harga jual rumah sederhana FLPP dari Rp88 juta menjadi Rp118 juta dan segera terbitnya Peraturan Menteri Keuangan tentang pembebasan Pajak Pertambahan Nilai 10% bakal mendorong realisasi penjualan FLPP pada tahun ini.

"Kita harap penjualan FLPP bisa speed up, karena pembebasan PPN juga sudah keluar. Tapi banyak yang pertanyakan, pasar segmen itu bisa menyerap harga baru atau tidak," kata Dibya.

Sementara itu, Kepala Divisi Promosi PT Graha Perdana Indah selaku pengembang Graha Candi Golf Juremi menuturkan pihaknya belum merealisasikan ketentuan hunian berimbang yang mengharuskan pengembang segmen menengah-atas turut membangun FLPP.

"Saya rasa masing-masing pengembang punya spesifikasi sendiri, jadi susah apabila harus dipaksakan bangun FLPP, apalagi sekarang harga tanah tinggi," ujarnya.

Untuk menyiasati hal tersebut, imbuhnya, developer hunian kelas menengah-atas memilih untuk bekerjasama dengan pengembang FLPP.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ana Noviani
Editor :

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper