Bisnis.com, JAKARTA –- IMF tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya atas krisis yang terus terjadi di Ukraina.
Ketua Dana Moneter Internasional Christine Lagarde di Berlin, Senin (12/5/2014) menyebutkan bahwa krisis Ukraina dapat memberi pengaruh buruk bagi perekonomian negara-negara lain.
"Krisis di Ukraina adalah sebuah bahaya yang sangat sulit untuk diukur (dan) yang risiko penularannya untuk negara-negara lain hampir tidak dapat diprediksi. Semua sama, dapat memiliki konsekuensi ekonomi yang parah," kata Lagarde.
Saham Eropa yang menguat pada awal Senin (12/5/2014) akibat adanya rencana kerja sama Prancis dan Jerman, tak cukup signifikan kenaikannya karena pengaruh ketegangan di Ukraina.
Pada pukul 07:08 waktu setempat, FTSEurofirst 300, index 10 saham top Eropa menguat 0,2% menjadi 1.357,98 poin.
Saham Alstom naik 2,1% setelah Kanselir Jerman Angela Merkel menyatakan pemerintah Jerman mendukung kerja sama antara Siemens dan Alstom.
Industri pertambangan juga mengalami peningkatan, sejalan dengan naiknya harga logam. Rio Tinto menguat 2,5% dan BHP Billiton 1,5%.
Meski demikian, signifikansi penguatan pasar ini cukup terbatas karena tensi yang meninggi di Ukraina, setelah referendum di provinsi timur Minggu (11/5).
Sekitar 40 saham blue-chip Eropa mendapatkan keuntungannya lebih dari 5% dari market Rusia. Ini termasuk Raiffeisen Bank Austria dan Nokian Renkaat Finlandia.
Berdasarkan data MSCI, kedua perusahaan tersebut memperoleh 26-21% revenue-nya dari Rusia.
Lagarde akan membahas masalah situasi ekonomi global bersama Kanselir Jerman Angela Merkel kepala-kepala OECD, Bank Dunia, Organisasi Perdagangan Dunia dan Organisasi Perburuhan Internasional, di Berlin Selasa (13/5).
Menurut Lagarde, dampak terbesar krisis Ukraina akan terasa pada perdagangan internasional, investasi asing langsung, arus modal internasional dan pasokan energi Eropa.