Bisnis.com, FRANKFURT--Pertumbuhan ekonomi yang stabil selama tiga tahun tak cukup membuat gubernur Bank Sentral Eropa, Mario Draghi berhenti membuat kebijakan baru.
Meskipun data terbaru menunjukkan prediksi ekspansi bertambah cepat pada kuarter pertama, presiden Bank Sentral Eropa tetap mendorong aturan seperti pemangkasan suku bunga hingga injeksi likuiditas. Inflasi menjadi lebih sedikit daripada setengah target ECB, menurut para ekonom dari UniCredit keadaan ini masih teralu lambat.
“Ekonomi yang lebih kuat tak akan mengubah banyak hal,” kata Marco Valli, ketua ekonom area Eropa UniCredit di Milan, Senin (12/5/2014).
Ia menduga ECB akan memangkas nilai acuan dan suku bunga deposito di Juni. “ECB menjadi sangat intoleran pada inflasi rendah.”
Draghi berusaha mencegah perpanjangan periode lemahnya kenaikan harga dan buntunya pemulihan mata uang 18 negara Uni Eropa sebelum menjalarnya masalah.
Pidatonya pada pekan lalu menyatakan pejabat ‘cukup nyaman’ mengambil aksi di bulan Juni, mengindikasikan adanya respon kebijakan baru salam waktu dekat.
Tiga perempat responden yang disurvei oleh Bloomberg Market Global Investor Poll menyatakan deflasi lebih mengancam daerah Eropa dibandingkan inflasi. (Bloomberg)