Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KINERJA MANUFAKTUR CHINA Terkontraksi, Ekonomi Berpotensi Loyo

Sektor manufaktur China mengalami kontraksi empat bulan berturut-turut hingga April, menurut sebuah hasil survey Bloombeg News yang mengisyaratkan kontraksi itu berisiko pada perlambatan ekonomi yang berkelanjutan hingga ke level terburuk sejak 1990.
Manufaktur China/Bloomberg
Manufaktur China/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Sektor manufaktur China mengalami kontraksi empat bulan berturut-turut hingga April, menurut sebuah hasil survei Bloombeg News yang mengisyaratkan kontraksi itu berisiko pada perlambatan ekonomi yang berkelanjutan hingga ke level terburuk sejak 1990.

Indeks purchasing managers tercatat 48,1, menurut laporan HSBC Holdings Plc and Markit Economics dalam satu pernyataannya hari ini sebagaimana dikutip Bloomberg, Senin (5/5/2014). Bulan lalu, indeks itu bertengger di posisi 48. Angka di bawah 50 menunjukkan terjadi kontraksi.

Sementara itu, konstruksi properti anjlok selama triwulan pertama dan pertumbuhan ekonomi meredup. Kondisi tersebut merupakan tantangan bagi para pemimpin Partai Komunias China dalam membangun pondasi yang kokoh bagi pertumbuhan dengan meluncurkan sejumlah kebijakan seiring dengan peningkatan peran investasi swasta di bidang ekonomi.

Produk domestik bruto (PDB) diproyeksikan tumbuh 7,3% tahun ini setelah pemerintah berupaya memperketat kredit, menurut hasil survei Bloomberg. Sementara itu, target pertumbuhan ekonomi dipatok sebesar 7,5%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sepudin Zuhri
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper