Bisnis.com, SURABAYA - Ketua APPBI Handaka Santosa mengatakan mal di Surabaya masih akan terus berkembang karena masyarakat kelas menengahnya terus bertumbuh. Untuk itu, katanya, Surabaya pun harus menyesuaikan keadaan dan kebutuhan warganya.
"Gaya hidup orang belanja di mal sekarang ini bukan menjadi suatu kemewahaan atau konsumerisme, tapi suatu yang kebutuhan orang berbelanja dengan nyaman," ujarnya.
Dia mengatakan keberhasilan sebuah mal dapat dilihat dari tingkat hunian peritelnya. Di Indonesia, katanya, dalam rata-rata tingkat hunian mal baru atau perluasan mencapai 95%.
"Keberhasilan sebuah mal itu bisa dilihat dari peritelnya, bisa hidup atau tidak, bisa bayar sewa, bayar service charge maupun bayar karyawannya," ujarnya, kepada Bisnis.com, Minggu (4/5/2014).
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengaku sangat mendukung pembenahan maupun penambahan pusat perbelanjaan di Surabaya. Bahkan, Risma juga berkeinginan untuk menjadi Surabaya sebagai Kota Fashion.
"Saya yakin Surabaya bisa jadi salah satu kota fashion, saya ingin membuat image seperti itu. Kalau itu terjadi, maka orang-orang akan tertarik untuk datang dan belanja di sini," katanya.