Bisnis.com, YOGYAKARTA - Perilaku Gunung Merapi saat ini dinilai berbeda dengan pascaletusan tahun 2010 karena sejak letusan yang bersifat eksplosif itu, Merapi tidak lagi memiliki kubah lava.
"Sejak letusan 2010, Merapi tidak lagi punya topi. Sistemnya sudah sangat terbuka. Oleh karena itu, sering terjadi letusan dan terdengar dentuman akhir-akhir ini," kata Kepala Badan Geologi, Surono, Jumat (2/5/2014).
Menurut Surono yang kerap disapa oleh masyarakat setempat dengan panggilan Mbah Rono, magma di dalam gunung diperkirakan sudah nyaris habis setelah dikeluarkan saat letusan 2010 dan kini Merapi sedang mengisi kembali dapur magma yang nyaris kosong tersebut. Dalam proses pengisian magma itu terkadang mengeluarkan gas, karena ada proses pendinginan saat magma naik.
Selain itu, sifat magma gunung api di Pulau Jawa kaya akan kandungan gas."Oleh karena itu, sering terdengar dentuman yang berasal dari pelepasan gas. Asap solfatara juga terlihat karena tidak lagi ada sumbatan di kawah Merapi. Gas yang terbentuk terlepas sedikit demi sedikit tanpa ada akumulasi dalam jumlah yang besar," katanya.
Ia berharap, proses yang kini terjadi di Merapi adalah murni pelepasan gas dalam sistem yang terbuka. "Merapi pasti akan kembali ke tipe letusan yang seharusnya, yaitu tipe Merapi dengan pembentukan kubah lava, muncul api diam dan awan panas. Sekarang, kita ikuti saja prosesnya," katanya.
Mbah Rono menambahkan, peningkatan status dari normal ke waspada tersebut dilakukan untuk memberikan hak kepada gunung dan juga memenuhi hak kepada masyarakat sebagai bentuk peringatan dini.
"Perubahan status tersebut diikuti dengan peningkatan kesiap-siagaan. Masyarakat tahu harus berbuat apa saat ada perubahan status Merapi. Lebih baik melakukan persiapan dari pada tidak sama sekali tetapi kemudian terjadi hal yang tidak diinginkan," tuturnya. (ant/yus)