Bisnis.com, JAKARTA - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi Yogyakarta merilis hasil pemantauan terakhir terhadap aktivitas Gunung Merapi.
Menurut Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Subandriyo, Gunung Merapi masih sering mengeluarkan suara dentuman akibat pelepasan gas.
Secara visual dentuman itu masih sering terjadi, paparnya, pada Kamis (1/5/2014) tercatat 24 kali dentuman. Sedangkan sehari sebelumnya hanya 18 kali. "Artinya frekuensinya masih meningkat," katanya
Dia menjelaskan barang kali di dalam tubuh Merapi tekanan gasnya masih tinggi, itulah yang menyebabkan suara-suara dentuman sampai saat ini masih terjadi.
"Sampai saat ini masih sering terjadi dentuman. Terjadinya letusan minor atau hembusan pascaerupsi 2010 yang berperan penting adalah faktor tingginya pelepasan gas," ujarnya.
Menurutnya, dentuman itu berkaitan dengan proses turbulensi gas di dalam pipa kepundan Merapi yang sangat dalam, lebih dari tiga kilometer. Dalam tekanan tinggi terjadi turbulensi dan ada benturan material padat di dalamnya.
"Jadi reruntuhan dinding di kanan kiri gas berproses sehingga menimbulkan suara dentuman yang terus-menerus sampai sekarang," katanya.
Dia menjelaskan kalau melihat sejarah Merapi yang tercatat saat ini, memang berbeda karakteristik pascaerupsi 2010 dengan 2006.
"Sebelum 2006, pascaerupsi proses yang terjadi biasanya hanya guguran lava pijar, kadang-kadang ada awan panas kecil, tetapi pascaerupsi 2010 yang keluar letusan-letusan minor atau hembusan," jelasnya. (ant/yus)