Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sumba Barat Terus Berupaya Bangkit dari Kemiskinan

Nusa Tenggara Timur merupakan provinsi keenam dengan angka kemiskinan tertinggi di Indonesia. Menurut data BPS, sekitar 23,03% penduduk NTT berada di bawah garis kemiskinan.
Masyarakat Sumba Barat, NTT, berupaya bangkit dari jemiskiban/Rahmayulis Saleh
Masyarakat Sumba Barat, NTT, berupaya bangkit dari jemiskiban/Rahmayulis Saleh

Bisnis.com, SUMBA BARAT - Nusa Tenggara Timur merupakan provinsi keenam dengan angka kemiskinan tertinggi di Indonesia. Menurut data BPS, sekitar 23,03% penduduk NTT berada di bawah garis kemiskinan.

Angka tersebut belum berubah secara signifikan. Pada 2013 angka kemiskinan di NTT mencapai 20,41%. Angka itu hampir mencapai dua kali lipat dari rata-rata angka kemiskinan nasional, yaitu 11,6%.

Begitu juga dengan nilai indeks pembangunan manusia (IPM) mencapai 67,75. Dan membuat NTT sebagai salah satu dari 18 provinsi dengan IPM di bawah rata-rata nasional 72,77.

Ada beragam masalah yang dihadapi masyarakat di wilayah ini. Diantaranya di bidang agrikultur, pendidikan, kesehatan, dan lainnya. Berbagai upaya juga dilakukan untuk mengubah keadaan tersebut. 

Kabupaten Sumba Barat sebagai bagian dari Provinsi NTT, juga menghadapi tantangan dalam pengentasan kemiskinan. Pada 2010 tercatat sekitar 35.000 jiwa penduduk di daerah ini yang hidup di bawah garis kemiskinan, dengan pendapatan per kapita sebesar Rp197.307 per bulan.

Jumlah tersebut menunjukkan bahwa 31,73% penduduk Sumba Barat hidup di bawah garis kemiskinan.

Untuk mengatasi masalah tersebut, berbagai upaya dilakukan. Seperti yang dikerjakan oleh Wahana Visi Indonesia (WVI), mitra World Vision, merupakan salah satu NGO yang sudah cukup lama mendampingi masyarakat Sumba Barat. 

Welnike Angel, Area Development Program Manager Sumba Barat WVI, mengatakan ada beberapa kegiatan yang dilakukan WVI bersama masyarakat dan mitra pemerintahan di Kabupaten Sumba Barat. 

"Diantaranya pembudidayaan rumput laut, aktivasi dab pendampingin credit union, pembentukan dan implementasi desa layak anak, dan kebun gizi dan perpipaan Lolowano," kata Welnike, di Sumba Barat, NTT, Selasa (29/4/14).

Menurut dia, keempat aktivitas tersebut berhasil mendukung kesejahteraan anak. Melalui kebun gizi, pemenuhan gizi anak lebih terjamin dan terjangkau.

Lewat pembentukan dan implementasi Desa Layak Anak, katanya, pemenuhan hak anak semakin diperhatikan.

"Kami berharap inisiatif ini bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat Indonesia di wilayah lainnya yang masih berjuang untuk melihat masa depan yang lebih cerah," ungkapnya di sela-sela kunjungan lapangan media Ibukota untuk melihat langsung beberapa program kemitraan WVI di Sumba Barat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rahmayulis Saleh
Editor :

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper