Bisnis.com, JAKARTA – Duta Besar Federasi Rusia untuk Indonesia Mikail Y Galuzin menyampaikan bahwa sanksi ekonomi Amerika Serikat tidak berdampak besar pada ekonomi Rusia.
Seperti diketahui, AS berkomitmen untuk memberi sanksi ekonomi pada Rusia terkait krisis yang terjadi di Ukraina. Rusia dinilai tidak mengindahkan permintaan untuk menarik tentaranya dari Ukraina.
“Benar bahwa ekonomi Rusia tengah goyah, namun sanksi yang diberikan oleh AS tidak kritis bagi Rusia,” kata Galuzin di Jakarta, Selasa (29/4/2014).
Berkebalikan dengan pernyataan Galuzin, media massa yang berfokus pada ekonomi dan bisnis Bloomberg hari ini mem-posting hasil survei yang dilakukan terhadap sejumlah ekonom.
Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa diperkirakan dalam kurun waktu 12 bulan ke depan, probabilitas terjadinya resesi di Rusia meningkat 50%.
Nilai ini merupakan estimasi 8 ekonom yang disurvei sebelum Amerika Serikat dan Uni Eropa mengumumkan sanksi yang mereka berikan pada Senin (28/4).
Sebagai informasi, Senin (28/4) kemarin, AS kembali menjatuhkan sanksi pada 7 pejabat Rusia dan 17 perusahaan yang berada dalam lingkaran Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Menurut AS, Rusia tidak menindaklanjuti perjanjian Jenewa untuk meredakan krisis.