Bisnis.com, JAKARTA—Sedikitnya 10 mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menerima beasiswa StuNed dari Pemerintah Belanda, melalui Nuffic Neso Indonesia untuk belajar di Belanda.
Mahasiwa dari Program Double Degree MSc Geo-informasi untuk Penataan Ruang dan Manajemen Bencana, Sekolah Pasca-sarjana UGM penerima beasiswa tersebut akan berpartisipasi dalam kursus selama 5 bulan mengenai Manajemen Risiko Bencana di Faculty of Geo-Information Science and Earth Observation (dalam Bahasa Belanda dikenal dengan singkatan ITC), yang merupakan bagian dari University of Twente di kota Enschede Belanda.
Pelepasan peserta pelatihan dilakukan di Kantor Nuffic Neso–Indonesia, Jakarta, Senin (15/4/14) oleh Indy Hardono, Team Coordinator Scholarships Nuffic Neso Indonesia. Kesepuluh peserta akan berangkat pada Sabtu (19/4/2014).
Indy menuturkan program ini merupakan kerja sama antara Beasiswa SPIRIT (Program Beasiswa Penguatan Lembaga Reformasi), yang dikelola oleh Bappenas.
“Bappenas mendanai program studi para mahasiswa yang berlangsung di UGM. Sedangkan Nuffic Neso Indonesia mendanai kelanjutan dari program ini di Belanda,” ujar Indy dalam rilis yang dikirimnya Selasa (15/4/2014).
Dia menjelasakan kursus ini bertujuan untuk memperdalam ilmu penilaian kerentanan bahaya, dan perencanaan pengembangan pada manajemen risiko bencana.
Selain itu program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas para mahasiswa, dan untuk meningkatkan penelitian dan kerja sama bilateral.
“Penilaian bahaya alam dan pemantauan termasuk kerentanan, dan penilaian risiko bencana, adalah tema khas yang menjadi domain studi di ITC. Reputasi ITC sebagai lembaga pendidikan di bidang penataan ruang dan geo-informasi sudah sangat diakui,” ungkapnya.