Bisnis.com, JAKARTA -- Meski didera deportasi cukup masif, remitansi atau pengiriman uang dari buruh migran internasional ke negara berkembang diperkirakan mampu mencapai US$436 miliar tahun ini.
Laporan Bank Dunia menunjukkan aliran remitansi ke negara berkembang tahun ini akan melebihi kenaikan remitansi tahun lalu yang mencapai 7,8% atau setara dengan US$404 miliar. Bank Dunia juga menyebutkan remitansi ke negara berkembang bakal melesat ke angka US$515 miliar pada 2016.
Total remitansi global, termasuk ke negara maju diperkirakan menembus US$581 miliar tahun ini, naik dari US$542 miliar pada tahun lalu dan kembali meningkat hingga US$681 miliar pada 2016.
Remitansi merupakan sumber pendanaan eksternal yang penting bagi negara berkembang, jauh melebihi bantuan pembangunan resmi sekaligus lebih stabil dibandingkan utang swasta dan aliran ekuitas portofolio.
Untuk negara berkembang, remitansi juga sumber yang penting bagi devisa, bahkan bisa melampaui pendapatan ekspor sehingga mampu mengimbangi peningkatan impor.
Hal tersebut tercermin dari kontribusi remitansi terhadap ekonomi beberapa negara berkembang misalnya Nepal, India, Filipina, dan Filipina.
Kontribusi remitansi terhadap ekonomi Nepal terhitung dua kali lipat dari pendapatan ekspor produk dan jasa. Sumbangan remitansi buruh migran di Sri Lanka dan Filipina masing-masing bisa mencapai 50% dan 38%.
Jumlah remitansi di India pada tahun lalu sebesar US$70 miliar. Padahal ekspor perangkat lunak India hanya mencapai US$65 miliar.
“Remitansi merupakan komponen penting dari neraca pembayaran di negara berkembang. Remitansi tertinggi diraih India sebesar US$70 miliar, diikuti China US$60 miliar, dan Filipina sebesar US$25 miliar,” ungkap Kaushik Basu, Wakil Presiden Senior dan Ekonom Bank Dunia di Washington, Jumat (11/4/2014).
Jika dikelompokkan berdasar kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB), penerima remitansi terbesar adalah Tajikistan yaitu 52% terhadap PDB, Kirgiztan 31% terhadap PDB, Nepal dan Moldova masing masing 25% terhadap PDB, Samoda dan Lesotho 23% terhadap PDB serta Armenia dan Haiti 21% terhadap PDB.
Arab Saudi sempat melakukan deportasi besar-besaran pada tahun lalu, lebih dari 370.000 buruh migran dipulangkan ke negara asal. Kebanyakan buruh migran tersebut berasal dari Ethiopia, Mesir, dan Yaman.
Serupa dengan Arab Saudi, Amerika Serikat juga pernah melakukan langkah tersebut. Sebanyak 368.000 orang dideportasi ke Amerika Latin dan Karibia.