Bisnis.com, JAKARTA - Tiga partai utama pemenang Pemilu 2014 diperkirakan tidak akan saling berkoalisi mengingat sama-sama memiliki peluang besar mengusung sendiri calon presiden (capres), namun konstelasi persaingan akan berubah kalau pemilihan presiden berlangsung dua putaran.
"Sangat sulit bagi PDI-Perjuangan, Golkar, Gerindra untuk berkoalisi," kata pengamat politik dari Universitas Gajah Mada, Ary Dwipayana.
Menurutnya, dengan menggandeng PKB atau Nasdem saja, PDI-P sudah bisa melenggang mengajukan Joko Widodo (Jokowi) sebagai capres. Demikian pula dengan Golkar yang cukup mencari sekitar 10% suara dari partai menengah.
Meski tidak semudah PDI-P dan Golkar, Partai Gerindra juga berpeluang mengajukan Prabowo Subianto sebagai capres dengan menggandeng dua atau tiga partai menengah.
“Proses konsolidasi sudah dimulai. Tiga poros utama PDIP, Golkar dan Gerindra dengan masing-masing capres yang akan diusungnya, akan sangat sulit untuk berkoalisi sehingga yang akan jadi penentu adalah partai menengah,” ujarnya Senin (14/4/2014).
Namun demikian, Ary menegaskan tidak tertutup kemungkinan putaran pilpres akan berlangsung dua kali mengingat peta koalisi hingga kini sangat cair dan berimbang. Dengan demikian, negosiasi akan kembali dilakukan pasca pilpres putaran pertama.
Ary memperkirakan kalau pilpres berlangsung dua putaran maka yang paling menentukan adalah kekuatan figur.
Menurutnya, Jokowi dan Prabowo paling berpeluang untuk berhadapan pada pilpres mendatang.