Bisnis.com, JAKARTA - Tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) menangkan penghargaan Indonesia-Netherlands Young Water Challenge pertama, atas inovasi mereka membuat konsep Desa Terapung Terintegrasi.
Penghargaan tersebut diberikan oleh Menteri Infrastruktur dan Lingkungan Hidup Belanda Melanie Schultz van Haegen di Jakarta, langsung kepada tim pemenang dari ITB.
Indonesia-Netherlands Water Challenge merupakan kompetisi yang digelar sejak November 2013. Tim dari empat universitas yang ikut, yaitu Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Universitas Gajah Mada Yogyakarta, ITB Bandung, dan Universitas Hasanuddin Makassar, mengembangkan beberapa ide baru dalam pembangunan berkelanjutan Teluk Jakarta.
Melalui tema Ports and Coasts Indonesia: People, Planet & Profit, keempat tim ditantang untuk mengatasi dimensi yang berbeda dalam pembangunan berkelanjutan Teluk Jakarta, didukung oleh para ahli dari beberapa perusahaan Belanda di Jakarta, yaitu Van Oord, Deltares, BAM International and Royal Haskoning DHV.
Konsep Desa Terapung Terintegrasi yang dirancang oleh tim ITB tersebut secara khusus ditujukan bagi masyarakat nelayan di Jakarta. Dengan adanya rencana kota untuk memperbaiki struktur pertahanan terhadap banjir yang semakin meluas, membuat komunitas ini harus mencari tempat tinggal yang baru.
Konsep tersebut tidak hanya menawarkan rumah terapung bagi komunitas nelayan, namun juga sumber-sumber penghasilan tambahan dengan menjadikan desa sebagai tempat penghasil ikan yang besar, restoran, dan berbagai tempat wisata air lainnya.
Sebagai pengakuan nasional atas peran penting dalam perikanan di Indonesia, desa juga akan memiliki museum perikanan dan terumbu karang buatan, untuk meningkatkan kesadaran pengunjung terhadap lingkungan.
Mervin Bakker, Direktur Kantor Pusat Informasi Pendidikan Belanda (Nuffic Neso Indonesia), mengatakan selama bertahun-tahun Belanda telah menjadi salah satu tempat terbaik di dunia untuk mempelajari isu-isu terkait air.
“Water Challenge membawa dimensi baru dalam mempelajari pengelolaan air. Sebab, menghubungkan para ahli dalam bidang air Belanda dengan para siswa berbakat Indonesia, dan memungkinkan kedua belah pihak untuk saling belajar selama proses berlangsung,” kata Bakker dalam rilisnya yang diterima Senin (7/4/14).
Dia menjelaskan Nuffic Neso Indonesia adalah organisasi non-profit yang ditunjuk resmi, dan didanai oleh pemerintah Belanda untuk menangani berbagai hal yang berkaitan dengan pendidikan tinggi Belanda.
“Neso Indonesia adalah perwakilan Nuffic, organisasi Belanda yang menangani kerja sama internasional di bidang pendidikan tinggi,” ungkap Bakker.