Bisnis.com, SOFIA – Ketegangan di kawasan Laut Hitam setelah Rusia mencaplok Crimea dari Ukraina terus berlanjut.
Bulgaria dilaporkan berada dalam kondisi siaga tinggi. Dalam dua bulan ini angkatan udara Bulgaria telah 30 kali merespons aktivitas pesawat militer Rusia yang terbang di dekat perbatasan negeri itu di kawasan Laut Hitam. Hal itu disampaikan kementerian pertahanan Bulgaria, Selasa (2/4/2014).
Pihak Barat dan Rusia telah melakukan sejumlah latihan militer sebagai bentuk unjuk kekuatan terkait pendudukan Rusia di Crimea, yang memancing sejumlah sanksi dari Washington dan Brussel.
Seperti diketahui Washington adalah pusat pemerintah AS sedangkan Brussel tempat berpusatnya Uni Eropa.
NATO, Selasa, menyatakan sedang “menimbang sejumlah opsi” sebagai tahap baru untuk mempersiapkan kehadiran kehadirannya di Eropa barat. Pihak NATO juga menyatakan tidak ada tanda-tanda dari Rusia untuk menarik ribuan tentaranya dari perbatasan Ukraina.
Bulgaria memiliki sejarah persahabatan yang panjang dengan Rusia di masa perang dingin.
Sepuluh tahun lalu Bulgaria bergabung dengan pakta pertahanan atlantik utara, NATO.
Sejak krisis Ukraina mencuat, Bulgaria telah dua kali terlibat dalam latihan militer bersama armada kapal perang AS di Laut Hitam.
Bulgaria juga pernah menjadi tuan rumah latihan militer yang berlangsung selama dua pekan bersama pasukan Ukraina dan Amerika Serikat.
“Saya hanya bisa menduga apa tujuan dari penerbangan (pesawat-pesawat Rusia) itu,” ujar Menteri Pertahanan Bulgaria Angel Naidenov.
“Namun dengan 30 kasus yang membuat pesawat tempur kami harus berada dalam siaga tinggi maka pantas bagi kami untuk waspada,” ujar Naidenov kepada wartawan.
Presiden Rosen Plevneliev yang juga menjadi panglima tertinggi angkatan bersenjata Bulgaria menyatakan negerinya telah 2-3 kali dalam sepekan selama bulan terakhir ini meluncurkan pesawat Mig-29 yang sudah berusia tua melakukan misi pengawasan.
Hal itu sangat kontras dibandingkan kondisi sebelumnya dimana mereka hanya menerbangkan 2 hingga 3 kali burung besinya dalam setahun.
Plevneliev menduga Rusia sedang melakukan provokasi untuk melumpuhkan kapasitas terbang armada tempur Bulgaria dan pesawat buatan Rusia sejenis di sejumlah negara lainnya. Karena itu, Plevneliev menegaskan pentingnya Rumania, Turki, dan Bulgaria melakukan kerjasama pengamanan wilayah udara.