Bisnis.com, SURABAYA - Perayaan Nyepi yang jatuh pada Senin (31/3/2014) tanpa arak-arakan ogoh-ogoh di Surabaya seperti tahun-tahun sebelumnya, untuk menghormati masa kampanye.
"Sikap toleransi ditampilkan Persatuan Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Surabaya untuk menghormati agenda demokrasi Pemilu Legislatif 2014," kata Ketua PHDI Surabaya, Wayan Suraba, di Surabaya, Sabtu (29/3/2014).
Ia mengaku tetap menghargai keinginan umat Hindu untuk tetap menampilkan ogoh-ogoh pada perayaan Nyepi, tetapi pihaknya meminta ogoh-ogoh sebagai simbol kejahatan itu tak perlu dengan ritual arak-arakan seperti tahun-tahun sebelumnya.
"Ritual arak-arakan ogoh-ogoh biasanya dilakukan satu hari sebelum puncak peringatan Nyepi, atau berbarengan dengan pelaksanaan sembahyang Tawur Agung Kesanga, jadi tahun ini akan dilaksanakan pada hari Minggu (30/3) yang masih dalam masa kampanye," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya meminta kepada umat Hindu di seluruh Kota Surabaya, agar tetap melaksanakan persembahyangan Tawur Agung Kesanga di masing-masing Pura, menjelang Nyepi, meski tanpa mengarak ogoh-ogoh sebagai simbol kejahatan itu.
Terkait kebijakan peniadaan arak-arakan itu, Ketua Pelaksana Nyepi 2014 di Pura Agung Jagad Karana, I Made Sutarya menambahkan pihaknya telah menyampaikan kepada umat Hindu di Surabaya dan sekitarnya tentang kebijakan itu.
"Kami sudah sampaikan kabar itu dan umat Hindu dapat memahami karena Minggu (30/3) saat persembahyangan Tawur Agung Kesanga memang masih dalam masa kampanye Pemilu 2014," katanya.
Sementara itu, pengurus Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Jawa Timur menyatakan siap mengawal pemilu yang berdaulat yakni penyerahan sepenuhnya mandat kepemimpinan nasional kepada rakyat melalui pemilihan yang bebas sesuai hati nurani.
"Pemilu kali ini harus benar-benar didasari atas pilihan rasionalitas politik rakyat terhadap calon pemimpinnya," kata Wakil Ketua KNPI Jawa Timur, Fairouz Anggasuto.