Bisnis.com, JAKARTA--Pemerintah mengantisipasi melesatnya pertumbuhan kelompok kelas menengah ke depan antara lain dengan perbaikan infrastruktur, kualitas sumber daya manusia dan pemerintahan yang bersih.
Pemerintah mencatat kelompok kelas menengah tumbuh signifikan. Pada 2003, kelompok yang belanjanya sekitar US$4 per hari sebesar 5%. Namun, jumlahnya meningkat menjadi 18% 2010. Selama kurun waktu tujuh tahun, telah terjadi peningkatan sebesar 13% atau kurang lebih 40 juta penduduk Indonesia yang menjadi kelas menengah yang baru.
“McKinsey sendiri memperkirakan sampai 2025 akan terjadi peningkatan (kelompok kelas menengah) 135 juta penduduk. Jadi dapat dibayangkan bahwa kelas ini akan menjadi penggerak dari pertumbuhan ekonomi Indonesia,” kata Menteri Keuangan, sebagaimana dilansir laman Kemenkeu Kamis (27/3/2014).
Namun demikian, lanjut Menkeu, dengan pendapatan yang meningkat, tingkat pendidikan yang tinggi dan perubahan perilaku, terdapat ekspektasi lebih yang timbul dari kelompok kelas menengah tersebut, yaitu adanya perlakuan yang lebih dari pemerintah, misalnya kualitas pelayanan publik, politik dan pekerjaan yang lebih baik.
“Kelompok bawah kalau tidak punya akses ke pupuk, akan diam saja. Tetapi lain dengan kelompok menengah, kalau ada sexual harassment (pelecehan seksual) di busway maka mereka akan ngomong, sehingga dibuatlah busway khusus untuk perempuan, misalnya,” papar Chatib.