Bisnis.com, KIEV -- International Monetary Fund, IMF, dan Ukraina siap mengumumkan kesepakatan bail out di saat Amerika Serikat dan sekutunya di Eropa terus memperingatkan Rusia yang tak henti mengancam kedaulatan Ukraina.
Menurut Olga Lappo, Juru Bicara Perdana Menteri Ukraina Arseniy Yatseniuk, kesepakatan awal diresmikan pada Kamis (27/3/2014).
Ukraina membutuhkan pinjaman sebesar US$15 miliar hingga US$20 miliar untuk mempertahankan cadangan devisa dan menghindari resesi ketiga sejak 2008.
“Investor memahami bahwa perjanjian dengan IMF cepat atau lambat akan datang, tetapi, pertanyaan pentingnya adalah kapan. Jika bulan depan bantuan tidak datang, kerja sama dengan IMF tidak akan menyelamatkan Ukraina,” kata Alexander Paraschiy, Kepala Riset bank investasi Concorde Capital.
Kabinet Ukraina yang berkuasa sejak Presiden pro-Kremlin Viktor Yanukovych digulingkan pada bulan lalu sedang berusaha menstabilkan keadaan negara setelah mengalami krisis politik selama 4 bulan.
Namun, di saat yang sama, Ukraina juga menghadapi risiko lebih lanjut dari serangan militer Rusia.
Langkah tidak populer seperti program penghematan yang dikampanyekan IMF sebelumnya telah memicu protes dan menumbangkan beberapa pemerintahan di antaranya Yunani dan Spanyol.
Walau begitu, dalam waktu yang agak panjang, langkah tidak populer itu dapat memperbaiki kekacauan.
“Stabilitas Yunani dapat menjadi contoh bagi Ukraina. Jika kita pernah berada di situasi untuk menstabilkan Ukraina, kita bisa mendapatkan banyak pengalaman dari Yunani untuk diterapkan,” kata Menteri Keuangan Jerman Wolfgang Schaeuble di Duisburg, Jerman.
Pemerintahan Yatseniuk sedang berusaha memperbaiki kontraksi ekonomi yang diperkirakan oleh Menteri Keuangan Oleksandr Shlapak sebesar 3% pada tahun ini.
Pimpinan kabinet yang disebut-sebut sedang menjalankan politik “kamikaze” ini telah mengumumkan keputusan pemotongan subsidi dan pembayaran kesejahteraan rakyat, serta siap untuk menjadi perdana menteri yang paling tidak populer dalam sejarah.
Kondisi ini dianggap sebagai salah satu faktor yang bisa membuat negeri ini menuju kebangkrutan tanpa bantuan IMF.