Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mata Uang Terlalu Kuat, Selandia Baru Sulit Seimbangkan Perekonomian

Dolar Selandia Baru menjadi mata uang utama yang berkinerja terbaik pada tahun ini, namun, terlalu kuatnya mata
Ilustrasi-Reuters
Ilustrasi-Reuters

Bisnis.com, WELLINGTON --Selandia Baru sedang menghadapi masalah dengan penguatan mata uang negeri itu.

Dolar Selandia Baru menjadi mata uang utama yang berkinerja terbaik pada tahun ini, namun, terlalu kuatnya mata uang rupanya menjadi tantangan bagi eksportir dalam negeri.

Dolar Selandia Baru tahun ini telah menguat 5% menjadi 86,24 sen AS pada Kamis (27/3/2014) di Tokyo.

Ini merupakan reli terkuat di antara 16 mata uang utama yang dilacak Bloomberg. 

Penguatan terjadi karena para pedagang bertaruh bahwa bank sentral Selandia Baru akan menaikkan suku bunga pada bulan depan.

“Ini sedikit terlalu tinggi. Hal ini dapat menyulitkan penyeimbangan kembali ekonomi kita,” kata Menteri Keuangan Selandia Baru Bil English, ketika menghadiri acara Credit Suisse Asian Investment Conference, Kamis.

Gubernur bank sentral Graeme Wheeler menaikan suku bunga resmi seperempat poin menjadi 2,75% pada 13 Maret.

Wheeler menjadi bankir bank sentral pertama dari negara maju yang memulai pengetatan tahun ini, serta mengisyaratkan kenaikan lebih lanjut guna membangun tekanan inflasi.

Bank sentral menetapkan kebijakan moneter secara independen dari pemerintah dan berfokus untuk membatasi inflasi tahunan sebesar 2%.

Sementara itu, 11 dari 15 ekonom yang disurvei Bloomberg memperkirakan akan terjadi kenaikan kembali.

“Penaikan yang dilakukan oleh bank sentral telah mendorong penguatan mata uang Selandia Baru. Mengingat momentum ekonomi yang kokoh, serangkaian kenaikan suku bunga sepertinya mungkin terjadi,” kata Nick Bennenbroek, Kepala Strategi Mata Uang Wells Fargo Bank NA di New York.

Kekuatan mata uang Selandia Baru tetap bertahan bahkan setelah Federal Reserve AS pekan lalu melakukan penekanan dengan mengurangi pembelian obligasi bulanan, mengurangi program quantitative easing yang cenderung menurunkan nilai mata uang AS.

“Kami menduga, ketika AS mulai menaikkan suku bunga, mungkin akan mengembalikan rate mata uang Selandia Baru. Namun, apapun yang terjadi, kita hanya fokus pada apa yang bisa kita kontrol, yaitu daya saing dalam negeri,” kata English.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper