Bisnis.com, JAKARTA - Guna mendukung upaya go global, Universitas Budi Luhur menggelar konferensi global mengenai agenda pembangunan pasca2015 pada 24-26 Maret 2014.
Konferensi bertema Pemberdayaan Kearifan Lokal Menuju Kesinambungan Pembangunan Berkelanjutan itu antara lain menghadirkan HS Dillon, Utusan Presiden untuk Pemberantasan Kemiskinan dan Nila A Moeloek, Utusan Presiden untuk Pembanguan Milenium Berkelanjutan.
HS Dillon menjelaskan kearifan lokal dan pemberdayaan petani kecil menjadi modal dasar untuk mewujudkan Millenium Development Goals (MDGs) dan memenuhi Sustainable Development Goals (SDGs).
Dia menjelaskan pandangan negatif atas filosofi 'Mangan Ora Mangan Ngumpul' (filsafat Jawa) itu salah, justru sebaliknya ungkapan itu punya makna untuk mengikat persatuan.
"Itu adalah local wisdom yang merupakan wujud persatuan untuk mengelola lingkungan pertanian. Jadi, jangan hanya perkebunan besar, petani kekuarga dengan kearifan lokal juga menjadi modal penting. Kita harus bisa menemu kenali tantangan lokal," ujarnya.
Dia menjelaskan MDGs bukan hanya tujuan tetapi juga menjadi alat untuk meningkatkan harkat dan martabat rakyat mulai dari yang paling lemah.
" Pada usia ke-35 ini, UBL harus nongol, tidak hanya di Jawa tetapi juga harus menjadi bagian dari dunia. Kami menyadari dengan adanya pemberdayaan kearifan lokal, akan terjadi konektivitas untuk mencapai MDG's dan menjaga kesinambungannya melalui SDGs di kemudian hari," ujar pendiri Yayasan Pendidikan Budi Luhur Cakti Djaetun.
Demi menciptakan kehidupan yang layak bagi penduduk bumi dan kelestarian lungkungan, berbagai negara dan organisasi internasional di dunia mencanangkan Millenium Development Goals (MDG's) pada awal 2000 yang menjadi tujuan global bersama.
MDG's memiliki delapan tujuan yaitu Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, Mencapai pendidikan dasar untuk semua, Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, Menurunkan angka kematian anak, Meningkatkan kesehatan ibu, Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya, Memastikan kelestarian lingkungan hidup dan Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan.
Setelah 14 tahun dideklarasikannya MDGs tersebut, masih tersisa satu tahun lagi untuk pemenuhan pencapaian tersebut, pada tahun 2015.
Meskipun beberapa target MDG's sudah mulai tercapai, namun Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memiliki suatu pogram penting demi mempertahankan dan meningkatkan pencapaian MDG's, yaitu Sustainable Development Goals (SDGs).
SDGs merupakan agenda pembangunan berkelanjutan yang berfungsi sebagai kontribusi penting dan kerangka penerus MDG's, yang tujuannya semakin difokuskan ke tiga pilar; ekonomi, lingkungan dan sosial.
Ajang tersebut juga dihadiri oleh 17 mahasiswa dari sejumlah negara seperti Filipina, Australia, Uzbekistan, Kamboja, India, Bangladesh, dan Nigeria.