Bisnis.com, CHICAGO—Penguasaan Presiden Vladimir Putin atas US$160 miliar dari ekspor minyak dan gas alam dapat menjadi senjata paling ampuh bagi Rusia untuk menghadapi Eropa dan Amerika Serikat dalam krisis Ukraina.
Ketika Krimea sedang mempersiapkan referendum pada Minggi (16/3/2014) untuk kembali ke penguasaan Rusia, AS dan sekutu Eropa memiliki beberapa alat untuk mencegah usaha Putin itu pada Ukraina.
Ancama larangan visa dan pembekuan aset rupanya belum menggentarkan Kremlin sejauh ini. Pembicaraan tatap muka antara AS dan para diplomat Rusia yang berlangsung selama 6 jam berakhir tanpa kesepakatan.
Rusia yang merupakan produsen minyak terbesar di dunia, pada 2012 mengekspor US$160 miliar minyak mentah, bahan bakar dan gas yang menjadi bahan baku industri untuk Eropa dan Amerika Serikat.
Penutupan aliran ekspor energi yang dilakukan oleh pemerintah Moskwa dapat menimbulkan penderitaan pada barang-barang dasar yang membutuhkan pembayaran tunai pada asing.
“Harga mungkin akan sangat tinggi untuk konsumen Eropa, namun, tidak mengubah rencana Putin,” kata Jeff Sahadeo, Direktur Carleton University Institute of European, Russian and Eurasian Studies, melalui telepon pada Sabtu (15/3/2014).
Menurutnya, dalam jangka pendek hal ini akan menjadi sangat sulit untuk dijalani dan tidak jelasm bahkan dapat mempengaruhi perilaku orang Rusia.
“Jika Barat meletakkan kartu sanksi energi, akan menjadi pertanyaan, siapa yang mengalah duluan,” katanya.