Bisnis.com,BEIJING—Gubernur bank sentral China Zhou Xiaochuan mengatakan suku bunga deposito akan diliberalisasi dalam satu hingga 2 tahun mendatang, sebagai upaya negara itu memperluas peran pasar di tengah perlambatan ekonomi dan risiko ledakan kredit.
Menurut Shang Fulin, Chairman Regulator perbankan China (China Banking Regulatory Commission), lembaganya terlebih dahulu akan mengizinkan sebuah percobaan kepada lima bank swasta. Zhou meyakini pelemahan yuan baru-baru ini menunjukkan peran yang besar dari kekuatan pasar.
Setiap perlambatan yang terjadi dapat menguji komitmen kepemimpinan Partai Komunis untuk memperbaharui perekonomian, setelah manufaktur mengalami perlambatan, ekspor anjlok, dan pertumbuhan kredit terus membayangi perkiraan ekonomi pada Februari.
Bursa obligasi domestik mengalami default pertama dan bailout pada trust produk dengan imbal hasil tinggi tahun ini telah menjadi sorotan bahwa risiko keuangan dapat menimbulkan ancaman bagi target pertumbuhan ekonomi pemerintah sebesar 7,5%.
“Pemerintah China masih memiliki waktu dan ruang untuk menghadapi risiko,” kata Li Wei, Ekonom Standard Chartered Plc. di Shanghai pada Selasa (11/3/2014). Dia memprediksikan pemerintah akan menggelar reformasi dengan cara bertahap.
Sementara itu, ketika ditanya tentang penurunan mata uang, Zhou mengatakan dari sudut pandang bank sentral, pihaknya lebih fokus pada tren jangka menengah, karena tren jangka pendek belum tentu mewakili salah satu manfaat dari jangka menengah.
“Gerakan terbaru dalam yuan sangat normal dan juga mencerminkan meningkatnya peran kekuatan pasar,” katanya.