Bisnis.com, JAKARTA – Hilangnya pesawat milik Malaysia Airlines seri penerbangan MH370 menyisakan sejumlah kisah tersendiri.
Beberapa jam sebelum pesawat Malaysia Airlines naas itu berangkat, pada Sabtu (8/3/2014), seorang wanita berkebangsaan Amerika Serikat mengirim pesan melalui Twitter kepada rekan kerja prianya yang sedang melakukan perjalanan. Wanita ini mengeluhkan kondisi kesehatannya dan mengaku terlalu berlebihan bekerja.
Pria itu itu pun setuju memberi keluangan pada wanita tersebut, meski akibatnya ia membatalkan perjalanan bisnisnya menggunakan penerbangan pesawat rute Kuala Lumpur-Beijing, yang kemudian hilang dan diduga mengalami kecelakaan bersama 239 penumpang di dalamnya.
Rasa kaget dan lega pun disampaikan melalui jejaring sosial Twitter.
Kantor berita Reuters mengaku tidak bisa mengkonfirmasi apakah pria tersebut, yang memilik akun @KaidenDL, benar-benar memesan tiket penerbangan naas tersebut.
Sementara Cylithria Dubois, dalam sebuah email menjawab pertanyaan Reuters, menyebutkan bahwa Kaiden adalah “kekasih dan rekan bisnisnya.”
“Saya sungguh kecewa dengan apa yang menjadi perhatian Kaiden dan saya tentang apa yang terjadi pada diri kami,” tulis Dubois dalam emailnya.
“Di saat semua perhatian mestinya ditujukan kepada mereka yang berada di dalam pesawat naas itu dan kepada orang-orang tercinta mereka, saya merasa tidak pantas untuk membicarakan persoalan kami berdua,” elak Dubois.
Dubois, pemilik akun Twitter @cylithria menulis sejumlah pesan duka terkait hilangnya pesawat MAS itu pada Sabtu dan betapa gundahnya dia karena tak bisa mengontak Kaiden.
Namun, 90 menit kemudian Kaiden memberikan jawaban.
“@Cylithria saya tak bisa menghubungimu lewat telepon. Kami tertinggal penerbangan itu. Rory dan saya baik-baik saja. Saya TIDAK DALAM PENERBANGAN RIA. SAYA BAIK-BAIK SAJA.”
Kaiden tidak memberikan response saat diminta komentarnya.
Dalam postingannya di Twitter, ia mengaku sempat marah kepada pacarnya itu karena “dia sakit dan saya harus melindungi dia. Saya melakukan itu, tertinggal pesawat ke China. Sungguh marah.”
“Namun, atas kebaikan Tuhan kami tak berada dalam penerbangan itu. Terkutuklah ego saya. Alih-alih memperhatikan dia, dan kantor, saya malah mendidih dalam kemarahan,” tulis pria itu kemudian.
