Bisnis.com, JAKARTA - Seorang petani Jambi bernama Puji tewas akibat dugaan penyiksaan oleh aparat TNI dan keamanan perusahaan PT Asiatic Persada Rabu malam (5/3/2014) terkait dengan konflik agraria yang berlarut-larut hingga kini.
Hal itu disampaikan Deputi Pendidikan Serikat Tani Nasional (STN) Agus Pranata, yang mendampingi para petani di Desa Bungku, Kabupaten Batanghari, Jambi. Menurutnya, Puji meninggal sekitar pukul 23.03 WIB setelah mendapatkan perawatan di rumah sakit Bhayangkara, Jambi sejak petang.
"Puji saat meninggal dalam keadaan tangan diborgol dan kaki diikat tali. Kondisi wajahnya dalam keadaan rusak dan penuh dengan luka pemukulan," kata Agus kepada Bisnis dalam sambungan telepon, Rabu malam (5/3/2014).
Dia memaparkan Puji sebelumnya dibawa oleh ambulans milik perusahaan ke rumah sakit Bhayangkari dan ditinggalkan di sana. Pihak rumah sakit menyatakan, demikian ujar Agus, bahwa mereka hanya membersihkan luka di tubuh Puji.
Tak hanya itu, beberapa petani yang menjadi korban pemukulan dalam tindakan kekerasan pada Rabu sore juga tengah mendapatkan perawatan di rumah sakit yang sama. Agus menuturkan ketika kejadian itu berlangsung, penembakan untuk mengancam warga masih terjadi di Desa Bungku, Kecamatan Bajubang, Batanghari.
Sebelumnya, aparat TNI dan Brigadir Mobil (Brimob) diduga kembali memukuli dan membubarkan kerumunan warga Suku Anak Dalam dan petani dengan rentetan tembakan pada Rabu sore. Salah satu petani diculik dan sejumlah warga dipukuli oleh aparat keamanan.
Petani bernama Titus diduga diambil paksa oleh aparat keamanan tersebut pada pukul 15.12 WIB (5/3/2014) di Desa Bungku. Sekitar pukul 16.10 WIB, warga dan keluarganya datang menjemputnya namun dihadang oleh ratusan aparat keamanan di kawasan PT Asiatic Persada.
Bisnis belum mendapatkan konfirmasi dari aparat TNI Jambi terkait kasus tersebut.