Bisnis.com, JAKARTA - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) akan melakukan penyelidikan bersama dengan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) dan Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) terkait dengan kematian petani Jambi pada Rabu (5/3/2014).
Wakil Ketua Komnas HAM Dianto Bachriadi mengatakan pihaknya mengecam keras tindakan represif yang dilakukan aparat keamanan negara terhadap para petani dalam kasus tersebut. Pihaknya sudah meminta penjelasan terhadap kepolisian daerah dan pimpinan TNI pada hari ini (5/3/2014).
Selain itu, lanjutnya, pihaknya akan bekerja sama dengan LPSK dan Kompolnas terkait dengan kematian petani Jambi dan penyelesaian konflik agraria tersebut.
"Minggu depan kami akan ke lapangan, dan investigasi akan dilakukan bersama LPSK dan Kompolnas. Dengan ini, akan jauh lebih kuat," ujar Dianto di Jakarta, Kamis (6/3/2014).
Seorang petani Jambi bernama Puji tewas akibat dugaan penyiksaan oleh aparat TNI dan keamanan perusahaan PT Asiatic Persada Rabu malamterkait dengan konflik agraria yang berlarut-larut hingga kini. Selain ada yang tewas, petani dan warga Suku Anak Dalam berada dalam ancaman senjata dan kekerasan.
Komnas HAM , lanjutnya, tak bisa memprediksi kapan kasus agraria itu akan berakhir. Dianto memaparkan investigasi bersama dengan LPSK dan Kompolnas bertujuan agar mendapatkan hasil yang lebih kuat dibandingkan sebelumnya.
"Masing-masing sudah melakukan penyelidikan, karena mendapat pengaduan masyarakat sebelumnya. Namun investigasi bersama ini akan diharapkan lebih kuat, dan perhatiannya lebih besar," kata Dianto.
Kemarin, aparat TNI dan Brigadir Mobil (Brimob) diduga kembali memukuli dan membubarkan kerumunan warga Suku Anak Dalam dan petani dengan rentetan tembakan. Salah satu petani diculik dan sejumlah warga dipukuli oleh aparat keamanan.
Petani bernama Titus diduga diambil paksa oleh aparat keamanan tersebut pada pukul 15.12 WIB (5/3/2014) di Desa Bungku. Sekitar pukul 16.10 WIB, warga dan keluarganya datang menjemputnya namun dihadang oleh ratusan aparat keamanan di kawasan PT Asiatic Persada.