MALANG-Erupsi Gunung Kelud membawa dampak hebat terhadap aktivitas pariwisata di Provinsi Jawa Timur.
Akibat letusan Gunung Kelud dan sebaran abu vulkanik yang dilontarkan Gunung Kelud, tingkat kunjungan pariwisata di Jawa Timur terpukul hebat.
Salah satu dampak letusan Kelud adalah turun drastisnya pengunjung di obyek wisata Bromo-Tengger-Semeru (BTS).
Gatot, Anggota Paguyuban Pengemudi Jip di kawasan BTS, mengatakan pascaerupsi Gunung Kelud jumlah pengunjung utamanya ke Gunung Bromo mengalami penurunan yang drastis.
"Hal itu bisa dilihat dari menurunnya wisatawan yang menggunakan jasa angkutan jip menuju Gunung Bromo. Pasca erupsi Kelud pengguna tidak lebih dari 100-150 kendaraan jauh dibanding sewaktu normal yang bisa mencapai 500 kendaraan dalam sepekan," kata Gatot kepada Bisnis, Minggu (23/2/2014).
Menurutnya satu mobil jip yang sebagian besar adalah jenis Toyota Hardtop tersebut biasa mengangkut lima orang wisatawan dengan tarif Rp450.000 sekali angkut.
Tarif tersebut mengalami kenaikan dibanding tahun lalu yang berada dikisaran Rp350.000 sekali angkut.
Sementara itu, Faidlal Rahman, Pakar Wisata dari Universitas Brawijaya Malang, mengatakan kunjungan wisatawan ke berbagai lokasi di Jawa Timur dalam sebulan ini bakal mengalami penurunan pasca terjadinya erupsi Gunung Kelud.
"Ditutupnya bandara menjadi faktor utama penghambat wisatawan untuk berkunjung ke Jawa Timur," jelas Faidlal Rahman.
Pascaerupsi akses transportasi massal seperti Bandara Internasional Juanda Surabaya maupun Bandara Abdulrahman Saleh Kabupaten Malang sempat ditutup.
Sementara jantung dari pariwisata atau perjalanan wisata adalah transportasi.
Begitu transportasi terganggu maka wisatawan tidak bisa melakukan perjalanan.
Selain itu, adanya abu vulkanik di sejumlah daerah juga menjadi factor ketidaknyamanan wisatawan yang ingin berkunjung ke sejumlah obyek wisata di Jawa Timur.
"Karena adanya abu vulkanik juga membawa kekhawatiran tersendiri pada wisatawan," ujar Faidlal.
Di Kota Batu misalnya hampir semua fasilitas umum terkena abu vulkanik dan kondisi tersebut membuat wisatawan merasa was-was kemungkinan menghirup abu vulkanik yang bisa mengganggu kesehatan.
Karena itu, meletusnya Gunung Kelud menjadi musibah yang sangat serius bagi perkembangan pariwisata di Jawa Timur.
Musibah itu terutama jika dilihat dari jumlah kunjungan yang menjadikan sektor pariwisata terhambat.
Semburan debu Kelud berpengaruh besar terhadap sejumlah obyek wisata yang mengandalkan alam, desa wisata, dan agro.
"Tempat wisata di Batu seperti Taman Rekreasi Selekta yang mengandalkan kolam renang mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah akibat abu vulkanik,” ujarnya.
Selain tempat wisata, erupsi Kelud juga pengaruhi tingkat hunian hotel yang juga mengalami penurunan.
Beruntung saat ini kondisi sudah mulai membaik karena Bandara Juanda Surabaya dan Abdulrahman Saleh sudah beroperasi.
Dibukanya bandar udara akan menjadi titik terang mulai membaiknya pariwisata di Jawa Timur.
Berdasarkan catatan, kunjungan wisata di Indonesia, Jawa Timur menempati posisi
ketiga setelah Bali dan Daerah Istimewa Yogyakarta.