Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Kesaksian Warga, Korban 3 Kali Erupsi Gunung Kelud Sejak 1990

Banyak warga yang tidak menyangka Gunung Gunung Kelud dengan ketinggian 1.731 mdpl kembali erupsi pada Kamis (13/2/2014) malam, sejak peristiwa terakhir pada 2007.
/Erupsi Gunung Kelud
/Erupsi Gunung Kelud

Bisnis.com, KEDIRI – Banyak warga yang tidak menyangka Gunung Gunung Kelud dengan ketinggian 1.731 mdpl kembali erupsi pada Kamis (13/2/2014) malam, sejak peristiwa terakhir pada 2007.

Betapa tidak. Gunung yang berada di perbatasan tiga kabupaten di Jawa Timur, yakni Kediri, Blitar, dan Kabupaten Malang itu, hanya dalam rentang waktu sekitar dua pekan, gunung itu erupsi, memuntahkan seluruh isi, berupa pasir, debu serta batu. Besarnya bervariasi, ada yang berukuran lembut berupa pasir, tapi ada yang juga besar, sampai ukuran meja.

Perubahan status Gunung Kelud itu mulai terjadi pada Minggu (2/2), padahal, awalnya berstatus Aktif Normal, tetapi berubah menjadi Waspada. Lalu, pada Senin (10/2) status kembali naik dari Waspada menjadi Siaga, hingga akhirnya terjadi erupsi pada Kamis, selang tiga hari dari status Awas.

Tak banyak persiapan yang dibawa warga ketika harus dievakuasi. Sebab, mereka tidak menyangka Gunung Kelud yang awalnya terlihat tenang justru erupsi.

Ismuntin (52), warga Dusun/Desa Kebonrejo, Kecamatan Kepung menyebutkan erupsi yang terjadi di Gunung Kelud pada saat ini sungguh di luar dugaan.

"Saya tiga kali mengalami ini (erupsi), pada 1990, 2007, dan terakhir ini (2014), tapi yang parah ya 2014 ini," katanya ditemui di tempat pengungsian di sebuah SDN Siman, Kecamatan Kepung, Kediri.

Dia terpaksa meninggalkan rumahnya, takut dengan amukan Gunung Kelud. Saat suara pertama erupsi terjadi, terdengar seperti suara dentuman bom. Sontak, ia dengan keluarganya lari, membawa barang seadanya.

"Suaranya menggelegar. Tidak berpikir panjang membawa barang apa saja, tapi yang penting orangnya selamat," ucapnya.

Ismutin mengungsi ke SDN Siman bersama dengan para tetangganya. Jaraknya, hanya sekitar 15 kilometer dari puncak kawah Gunung Kelud. Rumahnya sendiri berjarak 5 kilometer, jadi sangat berbahaya terkena dampak erupsi.

Bersama pada tetangga, Ismutin sempat menyaksikan bagaimana erupsi terjadi pada Kamis malam tersebut. Petir menggelegar, langit hitam pekat, tak berhenti. Selang beberapa lama, guyuran kerikil keras turun. Persis seperti hujan, hanya saja bukan pasir.

Sekitar tiga jam, gunung itu mengeluarkan 120 hingga 150 juta meter kubik material vulkanik berupa batu, kerikil, dan pasir, abu. Sontak ketebalan pasir cukup luar biasa. Di Kota Kediri misalnya, yang jaraknya sekitar 50 kilometer dari puncak Gunung Kelud, ketebalan pasir mencapai 10-15 centimeter.

Fenomena itu, menurut Ismuntin luar biasa. Saat cuaca buruk pun, tidak pernah sampai terjadi seperti saat erupsi Gunung Kelud, Kamis lalu.

Selain Ismutin, warga lainnya bernama Kuswan (34) juga menyebut pernah menengok rumahnya pascaerupsi yang terjadi pada Kamis (13/2). Kondisinya sangat berantakan.

Rumahnya dipenuhi material vulkanik berupa pasir dan batu. Akibatnya, terdapat beberapa atap yang bocor. Selain itu, juga terdapat sejumlah rumah tetangganya yang terbakar pascaerupsi.

"Banyak batu sebesar bola kasti di jalan. Saat datang pertama kali, kami tidak menyangka dampak erupsi seperti ini," ungkapnya.

Dia sempat merinding, dan khawatir jika terjadi erupsi susulan. Bahkan, sempat beredar kabar jika ada ancaman gas beracun. Namun, Kuswan harus memberi pakan ternaknya yang tidak sempat dievakuasi, serta membersihkan rumah.

Kepala PVMBG Muhammad Hendrasto menyebutkan saat erupsi Gunung Kelud, material yang dikeluarkan bisa sampai 120 juta meter kubik. Bentuk erupsi yang terjadi adalah erupsi secara eksplosif vertikal dengan ketinggian mencapai 17 kilometer ke arah barat.

Erupsi eksplosif vertikal itu hanya terjadi tak kurang dari tiga jam. Kejadian itu, dikatakan hampir setara dengan erupsi Gunung Merapi di Yogyakarta, tapi dalam rentang waktu satu bulan.

Hendrasto menyebut berdasarkan pengalaman, erupsi Gunung Kelud tersebut memang tidak terus menerus, hanya berlangsung beberapa hari.

"Kalau melihat pengalaman sebelumnya, erupsi Kelud ini hanya beberapa hari dan mudah-mudahan ini ikuti pola lama," tuturnya.

Erupsi itu juga merusakkan sejumlah alat milik PVMBG yang dipasang, termasuk kamera pengintai atau "CCTV". Petugas sempat kesulitan mengetahui kondisi terakhir Gunung Kelud.

Sampai saat ini, kepulan asap berwarna putih masih terus keluar setinggi 600 meter. Status sampai saat ini sudah turun dari Awas ke Siaga, dengan radius dari 10 kilometer menjadi tinggal 5 kilometer harus steril.

Dia juga menegaskan letusan yang terjadi di Gunung Kelud ini bersifat "eksplosif", dengan ditandai guyuran hujan batu dan letusan secara vertikal.

"Untuk lelehan lava, biasanya itu terjadi pada letusan "efusif", tapi yang sekarang itu eksplosif," jelas Hendrasto. (Antara)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Nurbaiti
Sumber : Newswire

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper