Bisnis.com, MALANG - Setelah sepekan erupsi Gunung Kelud Kediri Jawa Timur, kini statusnya telah diturunkan menjadi siaga. Sebagian warga pun mulai kembali dan membersihkan rumahnya dari debu vulkanik.
Dari pengamatan Bisnis di lokasi terdampak, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang pada Kamis (20/2/2014), sejumlah warga tampak mulai berbenah dan kembali rumahnya dengan diangkut oleh truk TNI.
Sejumlah titik di sekitar wisata Waduk Selorejo, Ngantang telah dibersihkan dan dibuat posko-posko baru untuk menampung logistik bagi para korban.
Sekretaris Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Malang Aprilianto mengatakan pendirian posko baru di lokasi sekitar rumah warga dimaksudkan agar kebutuhan pengungsi yang telah kembali ke rumah tetap dapat terpenuhi.
"Sebagian logistik di posko PMI [radius 15 km dari Kelud atau depan Polsek Pujon] sudah didistribusikan ke sana [Ngantang]," katanya kepada Bisnis, Kamis (20/2/2014).
Aprillianto mengatakan warga yang telah kembali pulang diperkirakan masih akan kembali ke pengungsian lantaran rumahnya belum dapat dihuni. Sebagian warga yang telah pulang tidak hanya melihat kondisi rumah tetapi juga hewan-hewan ternaknya yang mulai sakit akibat kulaitas rumput yang terkena abu.
"Total kerugian yang dialami peternakan di 3 kecamatan, yakni Pujon, Kasembon dan Ngantang rata-rata per hari Rp150 juta. Hal itu juga yang menjadi kekhawatiran pengungsi yang minta segera cepat kembali, karena semakin hari semakin rugi," jelasnya.
Wakil Ketua PMI Jawa Timur Rochiman menjelaskan setelah warga dipulangkan juga akan dilakukan pengkondisian kualitas air akibat dampak abu. Saat ini sejumlah tim gabungan telah melakukan pendataan sumur untuk mendapatkan sumber air baru.
“Ada 10 alat yang sudah dibeli untuk melakukan proses pengkondisian air ini. Agar korban tidak kelaparan, dapur umum juga akan dibuat di dekat rumah warga,” ujarnya.
Berdasarkan data terakhir posko PMI di wilayah Kabupaten Malang pada 19 Februari 2014 terdapat 7.793 orang pengungsi yang tersebar di Kecamatan Pujon. Sebagian warga mengungsi di rumah-rumah penduduk, masjid, balai desa dan sekolah.
Jamilatun (48), salah seorang pengungsi di GOR Ganesha Batu mengaku ingin segera pulang dan dapat kembali beraktivitas, sebab selama sepekan ini tidak ada penghasilan yang bisa diperoleh. Sehari-hari, Jumilatun berdagang bakso di wisata Waduk Selorejo dengan pendapatan rata-rata Rp500.000 per hari.
“Kalau bisa besok saya sudah balik, dan warung segera diperbaiki. Untuk hari ini saya dan anak-anak masih di pengungsian, dan suami saya saja yang pulang untuk lihat kondisi rumah,” ujarnya.