Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gunung Kelud Meletus: Gunakan Masker, Kualitas Udara Masih Buruk

Kementerian Lingkungan Hindup mengingatkan kondisi lingkungan masih tidak sehat akibat dampak letusan Gunung Kelud, Kamis (13/2/2014) malam.
Murid SD di Jatim menggunakan masker/Antara
Murid SD di Jatim menggunakan masker/Antara

Bisnis.com, JAKARTA--Kementerian Lingkungan Hindup mengingatkan kondisi lingkungan masih  tidak sehat akibat dampak letusan Gunung Kelud, Kamis (13/2/2014) malam.

Oleh karena itu, masyarakat di kawasan yang terkena hujan abu vulkanik diimbau untuk tidak keluar ruangan dulu, tetapi apabila terpaksa keluar rumah, harus gunakan masker.

Selain masker, masyarakat juga disarankan untuk menggunakan pelindung kepala untuk mencegah debu mengenai daerah kepala, dan menggunakan kaca mata untuk melindungi mata, serta minum air putih yang cukup, paling tidak untuk 72 jam (3-4 liter per orang per hari).

Imbauan tersebut disampaikan oleh Deputi Bidang Pembinaan Sarana Teknis Lingkungan dan Peningkatan Kapasitas Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Henry Bastaman terkait dengan hasil pemantauan yang dilakukan oleh KLH terhadap kualitas udara pasa letusan Gunung Kelud.

“Berdasarkan Pengukuran Kontinyu Stasiun Pemantau (Air Quality Monitoring System-AQMS) KLH di Kota Surabaya dilaporkan kualitas udara masuk dalam kategori sangat tidak sehat,” kata Henry Bastaman melalui siaran persnya, Senin (17/2/2014).

Ia menyebutkan pengujian kualitas udara menggunakan parameter PM 2.5 berdasarkan sampel data dari Surabaya, Semarang, DI Yogyakarta dan Bandung sedang dalam proses pengujian di laboratorium Pusarpedal dan Batan. Diharapkan hasil pengujian dapat segera diperoleh.

Adapun pengujian kualitas udara kontinyu di Semarang dan DI Yogyakarta tdk dapat dilakukan karena alat-alat mengalami gangguan yg disebabkan oleh debu gunung Kelud. Namun khusus untuk Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah dan DI Yogyakarta dilaporkan kecenderungan peningkatan kekeruhan air sungai akibat terpapar debu gunung Kelud.

“Secara khusus Perum Jasa Tirta melaporkan peningkatan kekeruhan sungai Brantas sangat tinggi dan dikhawatirkan mempengaruhi pasokan sumber utama air minum untuk sebagian besar wilayah Jawa Timur,” kata Henry.

Karena itulah, lanjutnya, Kementerian Lingkungan Hidup menyarankan masyarakat di kawasan yang terkena hujan abu vulkanik untuk tidak keluar ruangan dulu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ismail Fahmi
Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper