Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Menteri Kesehatan Ali Ghufron Mukti menganjurkan warga yang terdampak abu vulkanik Gunung Kelud agar tidak memakai softlens atau lensa kontak mata.
Wamenkes justru menganjurkan memakai kaca mata sebagai pelindung ,agar abu yang ukurannya sangat kecil tidak masuk ke mata.
"Yang biasa memakai lensa mata sebaiknya pakai kacamata saja karena dari sisi bentuk abu sangat tajam, tidak menggumpal, sudutnya tidak teratur tapi ukurannya kecil kurang dari 10 mikron," katanya saat live di TV One , Sabtu (15/2/2014).
Menurutnya, abu vulkanik Gunung Kelud bentuknya seperti kristal, apalagi yang mengandung piroklastik sangat membayakan tubuh organ dalam. Oleh karena itu harus dihindari dengan menggunakan masker supaya tidak masuk ke dalam paru-paru.
Adapun bahaya yang disebutkan Wamenkes adalah, kalau abu terhirup melalui saluran pernapasan bahaya akut dan kronis. Kalau akut, misalnya terkena radang tenggorokan, infeksi, keluar ingus, batuk apalagi penderita asma bisa kambuh.
Kalau sifatnya kronis, lanjut Ali Ghufron, bisa menjadi penyakit paru yang kronik terutama debu mengandung piroklastik bisa melukai.
"Makanya pakai masker, kacamata, kalau terpaksa tidak ada masker bisa pakai sapu tangan, prinsipnya menghindari debu yang mengandung sillika. Kalau masuk mata dibasuh pakai air mengalir dan obat tetes mata," katanya.
Pemerintah telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa TImur untuk menyediakan 250.000 masker khusus untuk wilayah Jawa Timur. Selain itu obat-obatan dan menyiagakan tim dokter hingga 25 tim.
Ali memuji langkah pemerintah daerah Jawa Timur dan tingkat kabupaten yang bisa menekan jumlah korban. Artinya kesiapan masyarakat sudah baik.
"Korban minimum karena kesiapan dari masyarakat dan pemerintah bagus sekali," ujarnya.