Bisnis.com, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan erupsi Gunung Kelud yang terjadi Kamis (13/2/2014) pukul 22.50 WIB selama beberapa jam mengeluarkan material abu dan pasir hingga 80 juta m3.
Menurut pakar Vulkanologi Surono, erupsi Gunung Kelud hanya punya dua pilihan letusan yakni letusan besar dan besar sekali. Hanya saja pada 2007 letusannya membentuk kubah lava, tapi sebelumnya selalu meletus dengan intensitas besar namun berlangsung cepat.
Dikutip dari laman www.bnpb.go.id hingga sekarang gunung tersebut berstatus awas level IV karena hingga kemarin sore masih terjadi gempa tremor di perut Gunung sehingga warga masyarakat dilarang beraktivitas pada radius 10 kilometer dari puncak.
Material yang dikeluarkan Kelud ini lebih kecil dibandingkan erupsi Gunung Merapi 2010 dengan luncuran awan panas serta hujan abu mencapai 150 juta m3, namun lebih besar dibandingkan Sinabung yang diperkirakan 2,4 juta m3.
Bedanya material yang dikeluarkan erupsi Merapi berlangsung dalam beberapa kali letusan, sedangkan Kelud hanya sekali meletus. Sedangkan Sinabung memang berlangsung terus menerus namun kapasitasnya lebih kecill.
Kelud memang punya sejarah letusan dengan melemparkan banyak material vulkanik. Pada letusan 1901 diperkirakan mengeluarkan material hingga 200 juta m3. Pada 1919 mencapai 284 juta m3, erupsi 1951 sekitar 200 juta m3, 1996 sekitar 90 juta m3, pada 1990 sekitar 130 juta m3 dan pada 2007 sekitar 15 juta m3.
Pakar Vulkanologi Surono mengatakan erupsi Gunung Kelud hanya punya dua pilihan letusan yakni letusan besar dan besar sekali. Hanya saja pada 2007 letusannya membentuk kubah lava, tapi sebelumnya selalu meletus dengan intensitas besar namun berlangsung cepat.
Mantan Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi tersebut meminta masyarakat agar waspada di radius 10 kilometer untuk mengantisipasi luncuran awan panas secara tiba-tiba.