Bisnis.com, WASHINGTON—Musim dingin ekstrim yang menyebabkan lumpuhnya aktifitas perekonomian Amerika Serikat (AS) merupakan pemicu utama lambatnya pertumbuhan ekonomi di negara adi kuasa ini.
Catatan pembayaran gaji pada Februari akan menajdi korban berikutnya dari musim dingin yang melumpuhkan perekonomian Amerika Serikat selama beberapa pekan terakhir. Penjualan ritel juga sempat melemah pada Januari 2014.
Badai salju yang melanda Amerika Serikat bagian selatan terjadi pada saat Badan Pusat Statistik Tenaga Kerja AS mengadakan survei bulanan ketenagakerjaan. Seperti diketahui, survei yang akan dirilis pada Maret tersebut akan digunakan sebagai acuan perubahan catatan pembayaran gaji, jam kerja, dan pendapatan.
Sementara itu, untuk dapat berkontribusi dalam survei yang diadakan oleh Badan Pusat Statistik Ketenagakerjaan AS, pekerja yang dikategorikan sebagai non-farm payrolls harus menerima gaji selama 12 bulan terakhir.
Tidak hanya itu, situasi cuaca yang tidak mendukung akan mempersulit otoritas The Fed untuk mengukur tingkat pertumbuhan ekonomi AS. Goldman Sachs Group Inc. bahkan memangkas proyeksi ekonomi AS pada kuartal I/2014 setelah sempat diprediksi lebih baik sebelumnya.
“Kami telah melihat pola penguatan konsumsi domestik tapi saat ini itu semua [pemulihan ekonomi] menghilang,”ungkap Mike Englund, Ketua Ekonom Action Economics LLC di Boulder, Colorado, Jumat (14/2/2014).
Dirinya mengatakan pelemahan ekonomi pada kuartal pertama tahun ini kemungkinan diakibatkan oleh faktor cuaca. Sebelumnya, Mike Englund memangkas estimasi pertumbuhan ekonomi tahunan AS dari 2,5% menjadi 2,3%.
Badai salju kemungkinan mempengaruhi hasil survei pada Februari jika kebanyakan pekerja terpaksa tinggal di rumah sehingga tidak dibayar.
Catatan pembayaran gaji tumbuh 113.000 pada Januari tahun ini dan 75.000 pada periode sebelumnya. Angka tersebut menandakan penurunan terburuk selama 3 tahun terakhir.
“Kemungkinan itu [catatan gaji] menurun sangat besar karena badai salju melanda persis saaat pemerintah mengadakan survei ketenagakerjaan tersebut,”imbuh Englund.
Dirinya memperkirakan pertumbuhan catatan gaji terakselerasi sekitar 170.000, tetapi akibat adanya cuaca buruk tersebut, penurunan yang tajam sangat berpeluang terjadi.
Cuaca buruk yang berkepanjangan di AS mengakibatkan pemerintah menutup kantor pemerintahan di Washington, pembatalan penerbangan massal, lalu lintas jalan lumpuh, dan tenaga listrik sempat menurun.
Menurut Commodity Weather Group LLC yang berbasis di Bethesda, Maryland, badai salju kali ini merupakan badai terdingin sejak 1994. Pernyataan tersebut didasarkan atas peningkatan level gas dan permintaan energi.
Departemen Perdagangan AS memperkirakan penjualan ritel pada bulan ini mengikuti anjloknya penjualan pada Januari 2014. Penjualan menurun 0,4% pada Januari dan 0,1 pada Desember tahun lalu sedangkan sejumlah ekonom menyebutkan tidak akan ada perubahan pada level penjualan pada Februari 2014.
Perusahaan makanan cepat saji, McDonalds Corp. juga menyatakan cuaca yang buruk mengakibatkan anjloknya penjualan.