Bisnis.com, BUENOS AIRES—Argentina berencana untuk mengganti indeks ukuran harga konsumen untuk kembali menarik minat investor pada minggu ini.
Rencananya, indeks nasional dirilis pada 13 Februari 2014 dan akan menggantikan indeks sebelumnya yang selalu menunjukkan laju inflasi jauh melampaui perkiraan pengamat sejak 2007.
Langkah pergantian indeks tersebut akhirnya dilakukan setelah Argentina menjadi negara pertama yang dikecam oleh International Monetary Fund (IMF) akibat gagal menyampaikan data ekonomi yang akurat.
“Sedikit demi sedikit, mereka [pemerintah Argentina] meninggalkan kesalahan masa lalu yang selalu mengungkapkan kebohonga atas inflasi,”kata Alberto Bernal, Kepala Strategi Pendapatan Tetap Bulltick Capital Markets di Buenos Aires, Selasa (11/2/2014).
Menurutnya, aturan lama tersebut merupakan regulasi yang berpikiran pendek dan aneh. Pemerintah seharusnya sudah menggantinya dengan aturan yang baru sejak dahulu.
Berdasarkan data pemerintah, inflasi pada 2013 sebesar 10,9% sehingga peso Argentina anjlok 25% terhadap dolar AS. Proyeksi Bloomberg mengungkapkan indeks baru tersebut akan menunjukkan angka inflasi pada 2014 sebesar 22%.
Sepuluh analis yang terlibat dalam survei Bloomberg menyebutkan indeks baru akan menunjukkan kenaikan harga konsumen melampaui inflasi yang sebelumnya dilakukan oleh pemerintah. Angka tersebut diperkirakan tidak akan melebihi 28,4% proyeksi ekonom pada Desember tahun lalu.
Meskipun begitu, sejumlah kalangan menilai langkah pemerintah dapat menenangkan IMF sekaligus merupakan langkah pertama untuk memperbaiki hubungan dengan investor setelah sempat ditempa gagal bayar (default) pada 2011.
Juru Bicara Menteri Ekonomi Argentina Jesica Rery justru menolak berkomentar atas aturan pergantian indeks inflasi dan hasil survei yang diadakan oleh Bloomberg tersebut.