Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks Harga Pangan Dunia FAO Merosot

Indeks Harga Pangan Food & Agriculture (FAO) merosot pada Januari 2014 untuk pertama kalinya dalam 3 bulan terakhir. Penurunan itu dipicu oleh anjloknya harga sereal, gula, minyak goreng, dan daging.
/Tanaman Gandum/Reuters
/Tanaman Gandum/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA— Indeks Harga Pangan Food & Agriculture (FAO) merosot pada Januari 2014 untuk pertama kalinya dalam 3 bulan terakhir, dipicu oleh anjloknya harga sereal, gula, minyak goreng, dan daging.   

Rata-rata indeks harga makanan tersebut sebesar 203,4 poin pada Januari 2014, terkoreksi 1,3% dari Desember 2013 dan 4,4% di bawah Januari tahun lalu. Sekadar informasi, perhitungan indeks itu didasarkan atas hasil perhitungan dari harga komoditas makanan yang diperdagangkan internasional.

“Kami melihat penurunan harga dipicu oleh suplai yang melimpah. Tetapi, laju permintaan impor yang kuat dari Asia dapat mencegah harga komoditas makanan tersebut jatuh terlalu dalam,”ujar ekonom FAO Abdolreza Abbassian melalui siaran pers, Kamis (6/2).

Laporan itu melansir harga gula dan minyak nabati meluncur ke bawah menjadi masing-masing 5,6% dan 3,8%. Panen sereal menyebabkan harga sereal anjlok 1,6% dari Desember 2013 dan 23%, lebih rendah dibandingkan Januari 2013. Penurunan juga dialami oleh daging pada Januari tahun ini, setelah sempat menguat beberapa bulan terakhir.

Abbassian menyebutkan satu-satunya harga komoditas pangan dunia yang tidak merosot adalah susu.

Sementara itu, ahli pasar susu dan ternak FAO Michael Griffin menjelaskan indeks harga susu meningkat 1,3% pada Januari 2014 menjadi 267,7 poin. Kontribusi permintaan susu tertinggi antara lain dari  China, Afrika Selatan, Timur Tengah, dan Rusia.

Selain memaparkan indeks harga komoditas pangan dunia, FAO juga merilis proyeksi terbaru atas produksi sereal pada 2013. Produksi sereal dunia diperkirakan mencapai 2.502 juta ton, meningkat dibandingkan 8,5% dari 2012.

Panen sereal pada tahun lalu akan membantu menambah cadangan makanan hingga 13,5% lebih tinggi dibandingkan dengan musim sebelumnya.  

Pada level ini, stok yang digunakan sebagai rasio sereal dunia akan mencapai puncaknya 23,5% pada 2013-2014. Performa itu mencatat rekor tertinggi sejak 2002-2003 seiring dengan sejarah penurunan harga hingga 18,4% pada 2007-2008.

PROYEKSI PANEN 2014

Berdasarkan informasi terakhir, FAO juga memperkirakan prospek awal untuk tanaman yang akan dipanen pada 2014 akan membawa keuntungan signifikan. Perkiraan tersebut sesuai dengan laporan yang dirilis Agricultural Market System (AMOS) pada Kamis (6/2). AMIS adalah organisasi yang didirikan atas inisiatif G20 yang bertempat oleh FAO dan dikelola oleh 10 lembaga internasional.

AMIS merilis laporan yang menyebutkan indikasi positif atas proyeksi panen tahun ini yang akan menguntungkan. Pasalnya, cuaca yang mendukung tumbuhnya gandum di belahan bumi utara. Cuaca di belahan bumi selatan juga diperkirakan mendukung tumbuhnya jagung dan kedelai.

Riwayat produksi panen sereal dan meningkatnya cadangan pangan dunia akan memicu penurunan harga sehingga diperkirakan mampu meningkatkan perdagangan dunia pada 2013 menjadi 321,4 juta ton. Angka itu 4% lebih tinggi dari musim sebelumnya dan merncatat rekor terbaru.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nurbaiti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper